Jumat, 27 Agustus 2021

Lafayette Boutique Hotel Jogja, Berasa Lagi di Eropa


Beberapa minggu sebelum PPKM berlangsung, kami sempat pergi ke Jogja untuk menemani suami dinas luar kota. Suami belum mau naik angkutan umum jadi memutuskan untuk membawa mobil sendiri sambil mengajak kami.

Kenapa kok suami belum mau naik angkutan umum, bisa dilihat di postingan saya yang ini.

Baca juga: Begini Cara Saya Meminimalisir Risiko Penularan Virus Saat Harus Keluar Kota

Lokasi kerja suami ada di hotel Grand Tjokro, tapi sayangnya kamar di sana sudah penuh. Jadi lah kami mencari hotel lain yang lokasi tidak jauh dari Grand Tjokro. Niat hati pengen ke Eastparc lagi, ndilalah udah penuh juga. Akhirnya memutuskan untuk booking hotel di Lafayette Boutique Hotel Jogja yang berjarak sekitar 1,4 km dari Grand Tjokro selama 4 hari 3 malam.


Kami berangkat hari rabu sore, dan sampai hotel hampir pukul 10 malam. Lokasi hotelnya berada di Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Tepat berada di jalan ringroad utara dan gak jauh dari Universitas Gajah Mada serta aneka kuliner terkenal. Ke daerah Tugu dan Malioboro juga relatif dekat kalau ditempuh dengan kendaraan.

Hotelnya berkonsep building dengan desain victorian, kalau kata orang-orang seperti di Eropa. Hotel ini mencolok banget karena merupakan bangunan tertinggi yang ada di sekitar sana. Lokasi parkir mobil ada di samping gedung hotel, dan terbuka tanpa ada atap yang menaungi.


Protokol kesehatan untuk tamu yang datang agak kurang ketat menurut saya karena kami gak di-cek suhu sama sekali atau diminta memakai hand sanitizer. Sehari sebelum keberangkatan, saya mengecek akun instagram Lafayette Boutique Hotel dan dijelaskan bahwa tamu akan dimintai surat antigen. Dan ternyata begitu sampai hotel, kami gak dimintai surat apa pun. Tapi kurang tau ya kalau setelah PPKM berlangsung bagaimana peraturan di Lafayette, apa harus menunjukkan hasil swab Antigen /PCR dan surat vaksin juga seperti hotel lainnya.

Interior hotelnya cantik dan terlihat mewah banget. Banyak bunga-bunga dan furniture dengan desain elegan yang bikin pengen foto-foto terus. Di pojok ruangan ada tangga melingkar serta piano berukuran besar, mungkin begini ya rasanya masuk ke rumah Sisca Kohl, hahaha.



Sistem keamanan liftnya berfungsi dengan baik, tamu hanya bisa naik jika menggunakan kartu kamar. Lorong kamar juga gak kalah cantik, pokoknya tiap sudutnya memanjakan mata khususnya bagi mereka pecinta desain klasik yang cantik dan mewah.

Kamar kami merupakan tipe termurah yang ada di Lafayette Boutique Hotel Jogja. Kalau gak salah inget dapat rate hotel Rp 800 ribuan. Tapi barusan saya lihat di google maps sih harganya untuk saat ini mulai dari Rp 500 ribuan.

Kamarnya cukup luas dan nyaman, cocok untuk menghabiskan waktu bersama anak selama ditinggal suami kerja. Ditambah lantai kamarnya dilapisi karpet yang empuk jadi cocok untuk Kama merangkak ke sana kemari tanpa kuatir bakal kedinginan.


Fasilitas dalam kamar ada lemari, brankas, kulkas, LCD TV, meja kerja, meja besar di bawah TV, water heater, bench, kursi santai, kasur berukuran king size, wifi, shower air hangat, setrika, hair dryer, dan bath tub. Salah satu alasan memilih hotel ini memang karena kamar termurah pun sudah dilengkapi dengan bath tub. Jadi cocok untuk anak-anak main air. Maklum, emaknya malas nganter ke kolam renang kalau gak ada pak suami, hehehe.

Kamar kami juga dilengkapi dengan balkon kecil tapi pintunya gak bisa dibuka sepertinya. Jadi cuma bisa melihat pemandangan luar dari balik pintu yang memang hampir full kaca. Gak apa-apa, yang penting sinar matahari bisa masuk dengan leluasa ke kamar. Saya paling sumpek kalau nginep di hotel yang gak ada jendela ke arah luarnya.

Kebetulan kami mendapat kamar dengan view jalanan ringroad, dan kalau mau agak melongok sedikit ke arah utara, kami bisa melihat pemandangan Gunung Merapi yang cantik.




Hal lainnya yang saya suka dari kamar kami selama di Laffayette adalah banyak cermin di mana-mana. Di lemari ada cermin, di atas tempat tidur ada cermin, bahkan sampai meja di bawah TV pun full dilapisi cermin yang membuat ruangan terasa makin lega.

Sayangnya kebersihan kamar menurut saya agak kurang maksimal, gak parah tapi untuk sekelas hotel bintang 4 harusnya bisa lebih dimaksimalkan lagi.

Kurang maksimal gimana?

Kayak di karpet tuh saya menemukan masih ada rambut-rambut rontok, saya juga mendapati ada debu di beberapa permukaan, serta masih ada beberapa noda di kamar mandi yang sebenarnya bukan noda yang susah dibersihkan. Saya lihat di google maps ada yang memberi ulasan serupa tentang kebersihan kamar.

Dan yang lumayan mengganggu adalah wifinya sering putus-putus, mana Alif masih harus sekolah online dan kebetulan sedang ada ujian. Untungnya saat jam ujian, pak suami belum berangkat kerja jadi kalau wifinya lemot bisa pakai koneksi dari hape suami. Maklum, hape saya miskin kuota, heuheu.

Karena pandemi, jadi sarapannya diantar ke kamar dengan pilihan American breakfast, Indonesian breakfast, dan satu lagi saya lupa menu apa pokoknya menu sejenis sereal-sereal gitu lah. Kalau gak salah ingat, American breakfast terdiri dari omelette, salad, roti-rotian, muffin, buah potong, sosis, kentang goreng, dan minuman dengan pilihan jus, kopi atau teh. Sedangkan Indonesian breakfast cuma diberi pilihan mau mie goreng atau nasi goreng dengan pelengkap berupa roti-rotian, buah potong, dan minuman dengan pilihan jus, kopi, atau teh. Untuk yang membawa anak, dapat free satu porsi kids menu yang terdiri dari roti, sereal, sosis ayam, nuget, dan buah.




Jujur menurut saya, agak rugi ya, dengan harga segitu mendapat sarapan yang kurang variatif. Ditambah kami jadi gak bisa masuk ke resto Lafayette yang interiornya cantik banget. Tapi ya bisa dimaklumi karena kondisi pandemi, jadi mungkin hotel-hotel juga struggling mengencangkan pengeluaran di berbagai sisi.

Oh iya, di antara menu breakfast tersebut, saya paling suka American breakfastnya, karena variannya banyak jadi cukup mengenyangkan dan rasanya juga lumayan oke untuk lidah saya.

Sebenarnya kami mendapat voucher free afternoon tea di lounge-nya Lafayette tiap sore hari. Cuma saya malas banget mboyong anak-anak ke sana kemari tanpa suami apalagi dengan kondisi pandemi begini, udahlah mending uplek aja di kamar. Keluar kamar cuma untuk mengambil pesanan go food.

Selama 4 hari menginap di Lafayette, kami gak pernah keluar hotel sama sekali bahkan untuk sekedar keliling Jogja dari dalam mobil. Soalnya pak suami kerja dari pagi sampai malam, begitu suami pulang saya udah teler banget abis ngurusin anak-anak. Biar pun cuma uplek di kamar tapi capek juga ternyata. Kama lagi aktif-aktifnya ke sana kemari, ditambah Nayla yang bolak balik minta mandi di bath tub, pluuusss Kama dan Nayla juga kompak bolak balik pup terus. Betah banget kayaknya mereka di sini, wkwkwk.

Baru di hari terakhir saat akan check out saya bisa keliling hotel. Gak keliling gimana-gimana, sih. Lha wong konsep hotelnya full bangunan jadi ya paling cuma jalan-jalan ke kolam renang yang ada di atas, lupa lantai berapa, buat foto-foto, hehe. Itu pun hasil fotonya kagak ada yang bagus, karena pak suami salah mencet mode kamera dan anak-anak udah keburu cranky karena kepanasan.




Memang keputusan yang tepat untuk gak ngajak anak-anak berenang selama di Lafayette karena ternyata kolam renangnya lumayan dalam. Tidak ada kolam untuk anak-anak.

Selain kolam renang, fasilitas hiburan lainnya di sini paling cuma gym. Gak ada playground untuk anak. Menurut saya memang hotel ini lebih cocok untuk pasangan berbulan madu atau yang ingin menginap di hotel memang untuk beristirahat. Bukan untuk keluarga dengan anak yang butuh banyak kegiatan.

Cuma berhubung saya orangnya mageran banget, jadi gak terlalu masalah kalau di hotel tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Ditambah kamar dan kasur di Lafayette juga nyaman untuk goler-goleran sepanjang hari.

Btw, saya bikin video hotel dan room tour ala-ala di Lafayette. Aslinya bikin video untuk Tiktok, tapi setelah edit-edit dikit ternyata boleh juga buat di-upload di YouTube. Cuma mohon maaf ya, kalau kentang banget videonya. Masih newbie akutuh, huehehe.













1 komentar:

  1. Awal ngeliat foto kamar dan lobby, langsug kepikiran Ama hotel Sofia boutique yg di Jogja juga. Modelnya sama.

    Beberapa kali Lafayette ini aku lewatin pas ke Jogja kemarin mba. Udh tertarik sih mau nginep di sana, tapi wkt itu ntah kenapa malah milih hotel lain. Ternyata dalamnya bagus Yaa, terlepas dari beberapa minus poinnya. Next ke Jogja lagi, aku mau deh stay di sana :D

    Kita samaaa, kalo udh staycation, aku LGS mager di kamar :p. Apalagi pandemi. Kluar cuma utk ambil gofood hahahaha

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p