Hari minggu di bulan September 2021 lalu (lupa tepatnya tanggal berapa), untuk pertama kalinya selama pandemi ini kami sekeluarga datang ke arisan keluarga besar suami. Salah satu alasan kenapa kami mau datang ke acara kumpul-kumpul lagi adalah karena acaranya diadakan alam terbuka tepatnya di pantai pasir putih di Madura yang cuma butuh waktu 1 jam dari Surabaya dan 2 jam dari Sidoarjo.
Sebenarnya sudah lama saya mengincar pantai di Madura sebagai jujugan untuk berwisata, tapi saat melihat ulasan di google maps kok pantai yang saya incar aksesnya masih rada sulit. Takutnya udah jauh-jauh sampai sana malah zonk kan berabe.
Kebetulan banget sepupu suami yang tinggal di Madura mengadakan arisan keluarga di Pantai Tlangoh, Bangkalan, jadi ada alasan untuk bisa melihat bagaimana medan dan kondisi di sana.
Lokasi Pantai Tlangoh berada di Bangkalan bagian utara arah ke Sampang. Butuh waktu sekitar 40 menit dari pusat Kota Bangkalan untuk sampai ke Pantai Tlangoh.
Kondisi jalan relatif mulus, paling ada beberapa spot yang agak bergeronjal karena aspalnya ditambal. Tapi bukan masalah besar, apalagi dari daerah Arosbaya jalannya cuma lurus doank, hampir gak ada belokan.
Sepanjang perjalanan juga lumayan ramai tapi gak sampai bikin macet serta masih banyak perkampungan penduduk yang mana itu bagus mengingat banyak cerita berseliweran tentang tindak kejahatan di Madura khususnya di daerah yang sepi.
Lokasi Pantai Tlangoh agak masuk gang, dan papan penunjuknya kurang terlihat dari jalan raya. Jadi supaya gak kebablasan, emang lebih baik lihat google maps saja.
Meskipun masuk gang, tapi dari jalan utama gak terlalu jauh. Cuma sekitar 300-500 meter saja dengan kondisi jalan sudah diaspal dan cukup untuk 2 mobil dengan arah berlawanan.
Sesampainya di pintu masuk Pantai Tlangoh, pengunjung masih harus berjalan kaki sekitar 50-100 meter dari area parkir. Jangan lupa bayar tiket masuk dulu sebesar Rp 5 ribu per orang.
Di loket masuk, disediakan persewaan tikar juga dengan tarif Rp 10 ribu. Tapi kayaknya lebih enak duduk di warung yang berjajar di sepanjang pantai sambil menikmati kelapa muda utuh karena tempat duduknya dilengkapi dengan atap. Panas banget pantainya dan gak ada pohon untuk sekedar berteduh.
Selain warung, terdapat 2 restoran di Pantai Tlangoh. Salah satunya adalah Sultan Resto tempat acara arisan diadakan. Bedanya dengan warung-warung yang berada di Pantai Tlangoh, lokasi resto tersebut gak tepat di pinggir pantai jadi hawanya lebih gerah karena angin pantai gak sampai ke resto. Cuma enaknya di Sultan Resto terdapat menu makanan berat dengan rasa yang lumayan enak khususnya bebek goreng rempahnya. Selain di Sultan Resto tersedia gazebo untuk pengunjung jadi buat yang bawa bayi seperti saya bakal lebih nyaman.
Pantai Tlangoh sendiri menurut saya bagus banget. Garis pantainya panjang dengan pasir yang putih, air jernih, dan ombak yang cenderung kalem. Perfect banget buat main bersama anak-anak.
Lebih salut lagi karena area pantai relatif bersih dan gak banyak sampah. Kamar mandinya juga cukup bersih. Buat yang takut dengan keramaian saat pandemi ini, pengunjung Pantai Tlangoh terbilang gak banyak meskipun weekend. Kalau di foto saya terlihat ramai, ya karena yang bikin ramai itu keluarga sendiri. Namanya juga keluarga besar ya, Say.
Kapan hari ada teman saya yang berkunjung ke Pantai Tlangoh saat weekend dan menjadi satu-satunya pengunjung di sana.
Cumaaa, karena lokasinya di Madura yang memang mataharinya sering obral, kalau siang-siang ke sini bakal terik banget cuacanya. Untungnya saat kami di sana, cuaca sedang agak mendung dan berangin jadi gak terlalu panas. Selain itu, hampir semua pedagang di sini gak memakai masker. Tapi berhubung gak banyak interaksi dengan mereka, jadi masih bisa dimaklumi.
Buat warga Surabaya dan sekitarnya yang sudah kangen mantai tapi belum mau pergi jauh, Pantai Tlangoh ini bisa jadi destinasi pilihan. Saran saya dateng ke sini pagi-pagi atau sore sekalian supaya cuacanya gak terlalu terik.
Aku suka liat ayunan di tengah airnya itu . Samaaa mba, aku tuh paling sebel kalo udh liat tempat wisata JD banyak spot foto selfie yg terlaku jreng, malah bikin norak sebenernya. Ga sesuai lagi Ama alam aslinya.
BalasHapusGa ngerti lah kenapa orang2 pada suka begitu :(.
Kan lebih enak Yaa kalo datang ke tempat wisata yg masih natural, asal dijaga selalu aja kebersihannya. Pasti rame juga.