Kamis, 04 Maret 2021

Perlengkapan MPASI Murah dan Anti Ribet Ala Mama Meriska

Saat Kama berusia 3 bulan, saya berniat untuk mulai menyicil perlengkapan MPASI untuknya. Niatnya supaya pengeluaran gak langsung membengkak untuk belanja keperluan MPASI.

Sekarang Kama sudah berumur 7 bulan, sudah memulai MPASI sejak sekitar sebulan yang lalu. Dan ternyata sampai waktunya Kama sudah memulai MPASI, perlengkapan yang saya beli tidak bertambah sama sekali.

Baca juga: Persiapan MPASI Untuk Kama

Jadi, tepat ketika Kama berumur 180 hari, saya malah gak sadar kalau sudah waktunya memulai MPASI. Kirain masih beberapa minggu lagi. Efek di rumah terus kali ya, gak inget tanggal dan hari, hehehe. Btw, MPASI bisa dimulai saat anak berusia 180 hari atau kalau mau lebih simpel ya saat berusia 6 bulan. MPASI juga bisa dimulai kurang atau lebih dari usia 6 bulan jika ada kondisi medis tertentu dan pastinya harus atas saran dokter

Ya udah deh, akhirnya terpaksa memulai MPASI dengan peralatan seadanya aja. Sampai saat ini saya masih belum belanja perlengkapan MPASI lagi dan ternyata saya gak menemukan kendala berarti meskipun perlengkapan yang saya gunakan gak canggih seperti yang banyak bertebaran di sosial media. Malah jatuhnya jadi lebih menghemat pengeluaran karena gak perlu belanja lagi, hehehe.

Meskipun murah dan gak canggih, tapi jangan salah, proses mempersiapkan MPASI yang saya lakukan juga jauh dari ribet. Waktu yang saya butuhkan tiap membuat MPASI gak pernah lebih dari 15 menit.

Lebih lengkapnya, berikut adalah perlengkapan MPASI murah dan anti ribet ala saya.


Peralatan Memasak MPASI


Peralatan memasak MPASI yang saya gunakan sangat simpel dan pasti ada hampir di semua dapur tiap rumah yaitu pisau dan talenan untuk memotong bahan makanan, wajan dan spatula untuk memasak, blender bumbu untuk menghaluskan MPASI, serta saringan kawat untuk menyaring MPASI yang sudah diblender agar teksturnya lebih lembut lagi sesuai dengan tekstur untuk bayi 6 bulan.

Peralatan memasak tersebut sudah lama saya punya. Gak ada yang beli baru khusus untuk MPASI dan gak saya pisahkan juga dengan peralatan untuk memasak makanan keluarga sehari-hari. Jadi saya pakai yang ada di dapur dan sudah dicuci bersih aja. Toh, nanti bayi juga bakal masuk fase makan makanan keluarga. Bahkan kalau lagi malas, apa yang saya masak hari itu juga saya berikan untuk Kama setelah dihaluskan dulu sebelumnya.

Cara saya mengolah MPASI sampai saat ini masih dengan cara ditumis atau direbus aja. Dan yang membuat proses masak menjadi lebih cepat karena untuk karbohidratnya, saya menggunakan nasi yang sudah matang, nyomot dari magic com. Kalau gak ada stok nasi matang, saya lebih suka menggunakan kentang sebagai karbohidrat karena lebih cepat matang timbang harus memasak beras dari awal. Di buku resep MPASInya Dokter Meta pun banyak resep yang menggunakan nasi matang kok timbang beras.

Di awal MPASI, saya hanya mengandalkan saringan kawat untuk menghaluskan makanan yang ternyata sangat menguras tenaga dan lumayan bikin tangan saya linu-linu. Akhirnya saya menggunakan bantuan blender bumbu sebelum disaring.

Banyak yang bilang bahwa menghaluskan MPASI dengan blender bisa mengurangi kandungan gizinya. Sedangkan menurut Dokter Meta Hanindita, hal tersebut tidak benar. Menghaluskan makanan dengan blender tidak akan mempengaruhi kandungan gizi di dalamnya karena panas yang dihasilkan dari blender tidak cukup kuat untuk mengubah kandungan gizi dalam makanan.

Untuk yang gak punya blender di rumahnya, bisa juga menggunakan ulegan untuk menghaluskan makanan sebelum disaring. Pastikan tekstur yang diberikan untuk awal MPASI adalah kental dan tidak mudah tumpah ketika sendok dibalik.


Peralatan Makan


Beberapa bulan yang lalu saya membeli satu set perlengkapan makan bayi yang berisi piring, mangkok, dan 2 jenis sendok berbahan plastik untuk digunakan saat Kama memulai MPASI. Selain itu, saya juga membeli sebuah high chair dengan niat membiasakan Kama untuk duduk selama makan.

Tapi realitanya sampai saat ini peralatan makan yang sering terpakai hanya mangkok dan sendok saja serta cangkir keramik yang ada di rumah yang saya manfaatkan sebagai tempat air putih untuk Kama selama makan. Meminumkan air putihnya dengan cara disendokin aja karena kebutuhan air untuk bayi belum banyak jadi saya rasa belum perlu-perlu amat untuk membeli gelas khusus. Males nyucinya, Booo', kalau kebanyakam peralatan, hahaha.

Dan ternyata punya satu sendok dan piring makan untuk MPASI aja sudah cukup asal tiap selesai makan langsung dicuci bersih.

Sedangkan high chair yang saya beli ternyata settingan sabuk pengamannya rada ribet, selain itu Kama masih belum ajeg duduknya jadi sering miring-miring kalau di high chair terlalu lama. Malah capek bolak balik harus benerin posisi duduknya. Oleh karena itu, untuk sementara Kama makannya masih lesehan aja di playmat.


Bahan Makanan untuk MPASI


World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk memanfaatkan pangan lokal yang mudah didapat di sekitar kita sebagai bahan untuk membuat MPASI. Jadi gak harus pakai ghee, salmon, olive oil, atau unsalted butter yang sulit dicari dan mungkin kurang affordable bagi beberapa orang. Pakai bahan pangan yang dibeli di tukang sayur deket rumah atau pasar tradisional pun bisa kok.

Berdasarkan anjuran dari WHO tersebut, saya pun memanfaatkan bahan yang sedang ada di kulkas aja untuk membuat MPASI. Gak semua bahan pangan lokal juga sih, tergantung lagi nyetok apa di rumah. Intinya gak ada yang beli khusus untuk MPASI, beli bahan makanan ya untuk kebutuhan seluruh keluarga. Begitu pula untuk sumber lemak, saya menggunakan minyak sawit, margarin, dan santan yang memang selalu ada di rumah. 

Untuk MPASI Kama, saya selalu mengusahakan memberi menu lengkap yang terdiri dari karbohidrat, protein terutama protein hewani, sumber lemak, dan sayur sedikit sebagai perkenalan dengan komposisi karbohidrat 35-60 %, protein 10-20 %, serta lemak 30-45 % dari total energi yang dibutuhkan. Untuk bayi usia 6 sampai 8 bulan total energi harian yang dibutuhkan dari MPASI adalah sekitar 200 kalori dengan porsi satu kali makan sebanyak 2-3 sendok makan lalu meningkat secara bertahap hingga 125 ml atau sekitar setengah air mineral gelas.

Selain itu saya juga selalu sedia bubur fortifikasi untuk jaga-jaga kalau lagi males. Gak saklek dengan merek tertentu juga, senemunya aja di minimarket atau kadang saya cek komposisinya mana yang paling rendah kandungan gula dan garamnya. Btw, bubur fortifikasi bagus juga kok untuk MPASI karena kandungan zat gizinya sudah diatur sesuai standar Codex WHO. Apalagi untuk anak yang makannya kurang atau sedang mengejar kebutuhan gizi tertentu, bubur fortifikasi bisa jadi pilihan karena jelas komposisi gizinya. Meski begitu MPASI homemade tetap pilihan yang terbaik sebagai bekal agar anak mengenal rasa asli dari makanan keluarga.

Untuk yang ingin memberi anaknya dengan bahan impor pun sebenarnya gak masalah karena menurut saya yang harus jadi fokus bukan bahannya dari mana melainkan menu yang disiapkan harus adekuat yaitu memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi agar tumbuh kembangnya optimal. Jangan lupa untuk rutin mengecek pertumbuhan anak tiap bulan yang terdiri dari tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Hal ini penting untuk memastikan apakah asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh bayi sudah diserap optimal atau belum.

Idealnya pertumbuhan berat badan bayi usia 0-3 bulan adalah 750-900 gram/ bulan, usia 4-6 bulan adalah 600 gram/bulan, usia 7-9 bulan adalah 450 gram/bulan, serta usia 10-12 bulan adalah 200-300 gram/bulan. Untuk anak di atas usia 1 tahun kenaikan berat badan anak seharusnya sekitar 2 kg per tahun. Sedangkan pertumbuhan panjang badan bayi dalam tahun pertama kelahiran idealnya bertambah 25 cm, usia 1 sampai 2 tahun bertambah 13 cm, usia 2 sampai 3 tahun bertambah 9 cm dan setelah itu naik 5 cm per tahunnya sampai memasuki masa pubertas.

Selain menyiapkan peralatan memasak dan makan MPASI yang mumpuni, serta memastikan asupan nutrisi memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi, sanitasi lingkungan juga termasuk salah satu penunjang keberhasilan MPASI, lho.

Lingkungan sekitar yang sanitasinya kurang baik dapat memperbesar kemungkinan anak terpapar penyakit seperti diare dan cacingan. Jika anak terpapar penyakit tersebut maka berisiko terhambatnya penyerapan zat gizi dalam tubuh sehingga bisa mengakibatkan anak kurang gizi atau bahkan menjadi stunting.

Hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga sanitasi di lingkungan sekitar anak adalah dengan rajin mencuci tangan, memastikan peralatan makan dan memasak dicuci bersih, serta memberikan anak makanan yang dimasak dengan matang.

Karena Kama belakangan sudah mulai bisa menggeser badannya sampai sering keluar dari playmat, saya jadi lebih rutin membersihkan lantai rumah.

Kalau lagi melantai tuh, Kama demen banget ngenyotin tangan sambil tengkurep padahal itu tangan udah menjelajah lantai ke mana-mana. Oleh karena itu, saya pilih pembersih lantai yang bisa #KurangiWorry akan bahaya terkontaminasi bahan kimia.

Saat ini saya menggunakan Mama's Choice Floor Cleaner yang gak cuma terdiri dari bahan yang aman #seamanpelukanmama, halal, dan natural, tapi juga sudah food grade dan tanpa SLS sehingga saya gak perlu kuatir kalau Kama gak sengaja ngenyotin tangan setelah menyentuh lantai yang baru saja dipel.


Dan gak cuma aman untuk bayi, Mama's Choice Floor Cleaner juga aman untuk ibu hamil serta yang memiliki kulit sensitif.

Baca juga: Pembersih Lantai Mama's Choice yang Aman untuk Ibu Hamil

Selain itu, aroma dari Mama's Choice Floor Cleaner ini seger banget kayak wangi bubble gum, bikin suasana di rumah semakin menyenangkan. Buat saya penting banget buat menjaga mood yang baik selama di rumah saat pandemi begini. Kalau suasana hati gak enak tuh, bawaannya pengen mengaum terus dan seluruh anggota keluarga kena imbasnya, haha.

Baca juga: Katanya Sih, Home Sweet Home

Harga dari Mama's Choice Floor Cleaner adalah Rp 69 ribu dan bisa dibeli di www.mamaschoice.id. Gunakan kode voucher MAMAMERISKA saat check out untuk mendapatkan diskon Rp 25 ribu dengan minimal belanja Rp 90 ribu. Free Ongkir Se-Jabodetabek. Btw, produk-produk Mama's Choice sekarang makin lengkap lho. Cuuss, kepoin websitenya, ya!

Akhir kata, memang peralatan MPASI yang lucu-lucu dan terlihat canggih banyak bermunculan belakangan ini. Rasanya yang sebenarnya gak penting untuk dibeli pun jadi berasa penting karena gak tahan dengan kelucuannya. Buat saya, gak masalah mau beli peralatan MPASI sebanyak dan semahal apa pun selama mampu dan gak merepotkan orang lain. Dan untuk yang gak bisa membeli peralatan MPASI yang canggih pun gak jadi masalah, masih tetap bisa memberi nutrisi yang optimal kok untuk bayinya.

Jangan lupa, untuk mempelajari seluk beluk MPASI dari sumber terpercaya. Jangan mudah percaya dengan akun-akun sosial media gak jelas yang gak tau siapa adminnya dan memanfaatkan akunnya untuk mencari keuntungan pribadi semata. Kuatkan prinsip dasar teori MPASI dulu, baru bergerilya mencari inspirasi resep. Dua tahun pertama kehidupan anak itu adalah masa kritis pertumbuhan anak di mana otaknya akan terbentuk sebanyak 80%. Tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk membuat tumbuh kembangnya optimal.

1 komentar:

  1. Akupun dulu pas si adek MPASI, ga pake menu yg mahal2 kayak salmon, olive oil dll mba :p. Tetep kok yg gampang dicari dan murah. Tp untungnya babysitter anak2 pas bayi terbiasa bikin menu MPASI, jd aku serahin ke dia. Aku ga ngerti blass masaknya. Tp kdg kalo udh puyeng makan apa, ya udhlaah beli aja Krn skr banyak MPASI menu yg dijual juga. LBH gampang buatku, Krn toh sama2 homemade :D

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p