Sabtu, 08 April 2023

Kabar Gembira Sirop Obat Aman untuk Anak Indonesia

Teman-teman, masih ingat gak beberapa waktu lalu anak-anak jadi banyak yang bolak-balik sakit seperti demam atau flu?

Nah, hal tersebut juga terjadi pada anak-anak saya. Hampir tiap bulan anak-anak ada yang mendadak sakit kemudian menulari saudaranya. Baru aja tenang anak-anak sudah sehat semua, eh ada yang sakit lagi. Gitu aja terus siklusnya sampai saya stres, rasanya pengen ngurung anak-anak di rumah aja biar gak sakit-sakitan terus.

Kabarnya karena selama pandemi kita membatasi interaksi sosial dan kasus flu 2 tahun terakhir sangat rendah sehingga antibodi menurun. Begitu pemberlakuan pembatasan dicabut, kita gak punya antibodi untuk menghadapi virus flu sehingga mudah sekali sakit. Dan justru sakit tersebut lah yang membantu untuk memproduksi kembali antibodi. Meski begitu, orangtua mana sih yang tega melihat anak-anak sakit terus menerus dan mengganggu istirahatnya?

Mak deg! Di tengah kekuatiran akan anak-anak yang bolak-balik sakit, eh muncul berita tentang kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak (GGAPA) yang sampai merenggut banyak nyawa. Diduga penyebabnya karena kandungan sirop obat yang tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Kebetulan banget saat berita tentang tercemarnya sirop obat beredar, si bungsu Kama sedang sakit. Semua sirop obat ditarik peredarannya dari apotek, berobat ke dokter pun resepnya berganti jadi pil dan puyer. Kalau yang sakit seumuran Alif yang sudah sekolah sih bukan masalah besar untuk membujuk minum obat berbentuk pil atau kapsul. Nah, kalau yang sakit masih batita seperti Kama, butuh perjuangan supaya obat bisa tertelan.

Saya juga masih kepikiran dengan obat-obatan yang sebelumnya dikonsumsi anak-anak, jangan-jangan salah satunya masuk daftar obat yang tercemar. Sejak saat itu tak ada satu hari pun saya lewatkan untuk memantau berita tentang kasus gagal ginjal akut pada anak. Tiap saat saya juga selalu mengecek kondisi tubuh anak, apakah ada tanda dehidrasi atau frekuensi buang air kecilnya berkurang.

Beberapa bulan sudah berlalu sejak kasus GGAPA pada anak meningkat. Saya yakin sampai saat ini pasti masih banyak orang tua yang waswas untuk memberikan obat sirop pada anaknya. Oleh karena itu, untuk menjawab kekuatiran masyarakat mengenai obat sirop, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dan Pakar Farmakologi menyelenggarakan acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman untuk Anak pada tanggal 21 Maret 2023 bertempat di Royal Kuningan Hotel, Jakarta.


Banyak tokoh penting dan ahli di bidangnya yang hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut, di antaranya,

  • Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS, selaku Direktur Peoduksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI Kementerian Kesehatan RI,
  • Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M.Pharm, selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,
  • dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) selalu Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia,
  • Apt. Noffendri Roestram, S.Si selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia,
  • Prof. Apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D selaku Guru Besar Farmakologi - Farmasi Klinis Institut Teknologi Bandung, serta
  • Mona Ratuliu, mom influencer sekaligus mama yang parentingnya sangat menginspirasi para orang tua.


Ada yang penasaran gak bagaimana kronologi terjadinya GGAPA di Indonesia?

Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS menjelaskan tentang kronologi terjadinya GGAPA di Indonesia di mana awalnya para dokter berfikir disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ternyata kasus terus melonjak sejak bulan Agustus dan banyak terjadi pada anak dengan kelompok umur 0-5 tahun. Setelah itu beredar kabar tentang kasus GGAPA yang terjadi di Gambia yang disebabkan oleh tercemarnya sirop obat.

Para pihak terkait berinisiatif untuk melakukan pertemuan secara daring dengan tenaga kesehatan di Gambia dan didapati bahwa ciri-ciri pasien GGAPA di Indonesia sama persis dengan yang terjadi di Gambia. Menteri kesehatan pun memberi perintah untuk menarik semua produk sirop obat yang beredar sejak saat itu kasus mulai menurun. Meski begitu, Kementerian Kesehatan memang memiliki wewenang untuk menarik peredaran obat-obatan di Indonesia, akan tetapi mengenai regulasi dan izin produksinya adalah kewenangan BPOM.



Pada tanggal 5 Oktober WHO mengumumkan tentang kasus GGAPA yang terjadi karena sirop obat yang mengandung EG dan DEG melebihi ambang batas. Padahal seharusnya EG/DEG tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan pada produk obat yang diminum. BPOM pun kemudian melakukan kajian, sampling, pengujian, dan identifikasi bahan baku obat dan eksipien dari India selaku importir bahan baku tambahan obat di Indonesia.

"Kami dari pihak BPOM memiliki beberapa aspek untuk menerapkan regulasi produk baik berdasarkan aturan nasional mau pun internasional. Regulasi produk oleh BPOM secara berkala diperiksa oleh WHO sehingga aturan sudah dibuat seketat mungkin, akan tetapi terjadinya kasus GGAPA di Indonesia menjadi bahan evaluasi bagi BPOM untuk lebih memperketat lagi aturannya" jelas Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M.Pharm, selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.



"Jangan kuatir bapak-bapak, ibu-ibu, penjahatnya sudah ketemu dan sudah ditangkap" tambah Dra. Tri Asti Isnariani, Apt.

Sebenarnya kasus GGAPA bukanlah hal yang baru, akan tetapi ciri-ciri yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu sangatlah berbeda. Jadi apa, sih, ciri-ciri GGAPA yang terjadi karena tercemarnya sirop obat oleh EG/DEG.

Dokter Piprim menjelaskan ciri-ciri GGAPA karena tercemarnya sirop obat oleh EG/DEG antara lain.
  • Didominasi usia Balita,
  • Kondisi anak sebelumnya sehat dan tanpa komorbiditas,
  • Didahului oleh riwayat demam, gejala saluran cerna, gejala saluran pernapasan, serta tanpa melalui kondisi yang biasanya menjadi penyebab GGAPA seperti dehidrasi,
  • Memperoleh pengobatan simptomatik sebelumnya seperti minum obat demam atau batuk,
  • Datang ke Rumah Sakit dalam kondisi anuria alias tidak kencing dalam waktu yang cukup lama,
  • Proses perkembangan penyakit berupa penurunan kesadaran meskipun sudah mendapat penanganan dialisis, bradipneu, intubasi, lalu kemudian meninggal dunia.


"Di otak kami (para dokter) gak pernah terpikir ada orang tega menaruh racun dalam obat anak-anak kita" tambah Dokter Piprim.

Terus bagaimana ceritanya kok bisa sirop obat tercemar oleh EG/DEG?

Profesor Ketut menjelaskan bahwa awal mula tercemarnya sirop obat adalah karena penggunaan Propilen Glikol dan Gliserin yang memiliki banyak manfaat di produk-produk kesehatan. Bahan baku inilah yang diganti menjadi EG/DEG oleh distributor nakal dengan cara menipu para produsen obat.

Ternyata gak cuma saya, lho, yang panik saat kasus GGAPA meningkat dan sirop obat ditarik peredarannya, Mona Ratuliu yang di rumahnya ada 2 orang balita pun juga sama paniknya.

"Sehari 2 hari sebelumnya masih minum bukan cuma obat penurun panas tapi juga suplemen, ada vitamin juga. Aduh, gimana, nih? Anakku ikutan minum yang berbahaya atau gak?" Cerita Mona Ratuliu.

Dialog interaktif: Sirop Obat Aman untuk Anak dilanjutkan dengan sesi tanya jawab setelah para narasumber selesai memberi penjelasan tentang kasus GGAPA. Sesi tanya jawab berlangsung riuh karena para penanya yang didominasi oleh ibu-ibu sangat kritis dalam mengajukan pertanyaan. Seperti mewakili kekuatiran kita para orang tua tentang keamanan obat yang dikonsumsi oleh anak.

Salah satu pertanyaan bagus, datang dari Mbak Dora yang bertanya tentang bagaimana tindakan preventi pemerintah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, mungkin bukan lagi di produk sirop obat tapi bisa jadi produk lain.

Ibu Dini menjelaskan bahwa kejadian GGAPA yang terjadi gak cuma di Indonesia tapi juga di beberapa negara diakibatkan karena tidak adanya persyaratan pemeriksaan cemaran DEG/EG di produk jadi. Sehingga ke depannya telah dibuat peraturan untuk mengadakan pemeriksaan cemaran EG/DEG pada produk jadi.



Acara ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh pembawa acara. Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh para narasumber pada dialog interaktif tersebut antara lain,
  • GGPA dapat terjadi karena berbagai faktor seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan, terdapat infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebaginya.
  • Meningkatkan kasus GGPA tahun lalu disebabkan oleh intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak masal.
  • BPOM sudah melakukan langkah antisipatif dalam penanganan kasus cemaran EG/DEG dalam sirop obat seperti intensifikasi surveilans mutu produk, penelusuan dan pemeriksaan terhadap sarana produksi dan distribusi, hingga pemberian sanksi administratif, termasuk melakukan verifikasi pemastian mutu terhadap sirop obat yang beredar. Upaya penindakan juga terus dilakukan terhadap sarana produksi dan distribusi jika terdapat unsur pidana.
  • Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti aturan pakak dalat diakses di website dan sosial media BPOM serta kanal publikasi resmi BPOM lainnya.
  • Hasil verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November 2022 lalu sudah aman sehingga sirop obat bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.
  • Sudah tidak ada lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya kembali produk sirop obat oleh BPOM pada bulan Desembar tahun lalu.
  • Diharapkan para pelaku di bidang farmasi agar tetap disiplin menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Benar (CDOB) agar kasus serupa tidak terulang kembali.
Sama seperti Mona Ratuliu, saya sekarang juga sudah kembali memberi sirop obat pada anak karena saya percaya bahwa regulasi obat di Indonesia sudah makin baik. Namun, sebagai konsumen kita juga harus kritis pada apa yang kita konsumsi. Jamgan lupa selalu cek ulang ijin BPOM, kadalarursa, serta anjuran pakai obat-obatan.

Teman-teman yang ingin menyaksikan tayangan Dialog Interaktif: Sirop Obat Aman untuk Anak secara lengkap dapat mengakses kanal youtube GPFI di link berikut.

15 komentar:

  1. alhamdulillah ya ada kabar gembira akhirnya, dulu panik banget waktu ada kasus gagal ginjal ini, dan untungnya kemenkes dan BPOM bisa gerak cepet untuk nangangin kasus ini

    BalasHapus
  2. Senang banget deh setelah dengar pengumuman bahwa sekarang sirop obat sudah bisa dikonsumsi oleh anak-anak. Karena jujur semenjak ada temuan itu, aku tuh galau gitu mau ngasih obatnya pas anakku sakit.

    BalasHapus
  3. Akhirnya ya uda bisa lebih tenang. Soalnya mamak pusing banget klo anak sakit harus minum puyer 🙈. Penuh drama banget utk kasih minum obatnya 🥲

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah. Karena sekarang sudah ada konfirmasi lanjutan soal keamanan produk sirop untuk anak. Dulu waktu beritanya lagi merebak, beneran ikutan khawatir sih, sampai ke tahap stok sirop di lemari obat dibuang saking paniknya.

    BalasHapus
  5. lho sebelumnya. Tapi setela menelaah semua informasi ini gak lagi deh. Apalagi kalau ngasih obat syrup nya sesuai anjuran dokter ya
    Tenang sekarang kalau anak sakit kasih obat syrup ga bikin parno

    BalasHapus
  6. Kabar gembira yang beneran bikin hati lega yah, alhamdulillah

    BalasHapus
  7. mengetahui kabar ini aku merasa lega sekali, karena akhirnya anak-anak sudah boleh minum obat sirop

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah. Akhirnya sirop obat dinyatakan aman. Memang meresahkan banget saat kasusnya merebak. Meskipun saya udha gak ada anak kecil. Tapi, ikut was-was dengan kejadian GGA pada anak

    BalasHapus
  9. Bu ibuk yang punya anak balita jd tenang nih kalau sirop obat aman.

    BalasHapus
  10. alhamdulillah sekarang sudah bisa konsumsi obat sirop lagi ya, mbak kalau anak sakit. jadi tenang deh ibu-ibu

    BalasHapus
  11. Lebih tenang deh informasi ini, sehingga kalau sakit bisa konsumsi lagi obat sirup andalan yang pastinya sesuai dosis

    BalasHapus
  12. sama seperti Mbak, waktu kasus GGAPA yang lalu itu saya pun juga khawatir banget, mana baru beli beberapa obat sirop karena anak waktu itu sedang batuk, eehh ada berita seperti itu.
    Syukurnya sekarang obat sirop udah aman ya.
    benar-benar kabar gembira buat enak nih.

    BalasHapus
  13. Betul sekali..
    Sebenarnya kalau anak sakit demam tuh memang kudu bersabar banget. Namun karena isu gagal ginjal akut pada anak kemarin, tentu memberikan banyak kekhawatiran.

    Alhamdulillah,
    Kini sudah ada kabar gembira sehingga memberikan sirop obat pada anak dengan perasaan tenang. Semoga anak-anak sehat selalu.

    BalasHapus
  14. Salah satu kabar yang membahagiakan para ibu adalah Sirop obat aman karena saar sakit anak2 pasti maunya minum sirop

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah akhirnya ada kabar baik Sirop obat aman karena kalau mau jujur ibu2 jadi repot saat anak sakit gegara gk bisa minum sirop obat..skrang sudah aman dikonsumsi

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p