Teman-teman, masih ingat gak beberapa waktu lalu anak-anak jadi banyak yang bolak-balik sakit seperti demam atau flu?
Nah, hal tersebut juga terjadi pada anak-anak saya. Hampir tiap bulan anak-anak ada yang mendadak sakit kemudian menulari saudaranya. Baru aja tenang anak-anak sudah sehat semua, eh ada yang sakit lagi. Gitu aja terus siklusnya sampai saya stres, rasanya pengen ngurung anak-anak di rumah aja biar gak sakit-sakitan terus.
Kabarnya karena selama pandemi kita membatasi interaksi sosial dan kasus flu 2 tahun terakhir sangat rendah sehingga antibodi menurun. Begitu pemberlakuan pembatasan dicabut, kita gak punya antibodi untuk menghadapi virus flu sehingga mudah sekali sakit. Dan justru sakit tersebut lah yang membantu untuk memproduksi kembali antibodi. Meski begitu, orangtua mana sih yang tega melihat anak-anak sakit terus menerus dan mengganggu istirahatnya?
Mak deg! Di tengah kekuatiran akan anak-anak yang bolak-balik sakit, eh muncul berita tentang kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak (GGAPA) yang sampai merenggut banyak nyawa. Diduga penyebabnya karena kandungan sirop obat yang tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Kebetulan banget saat berita tentang tercemarnya sirop obat beredar, si bungsu Kama sedang sakit. Semua sirop obat ditarik peredarannya dari apotek, berobat ke dokter pun resepnya berganti jadi pil dan puyer. Kalau yang sakit seumuran Alif yang sudah sekolah sih bukan masalah besar untuk membujuk minum obat berbentuk pil atau kapsul. Nah, kalau yang sakit masih batita seperti Kama, butuh perjuangan supaya obat bisa tertelan.
Saya juga masih kepikiran dengan obat-obatan yang sebelumnya dikonsumsi anak-anak, jangan-jangan salah satunya masuk daftar obat yang tercemar. Sejak saat itu tak ada satu hari pun saya lewatkan untuk memantau berita tentang kasus gagal ginjal akut pada anak. Tiap saat saya juga selalu mengecek kondisi tubuh anak, apakah ada tanda dehidrasi atau frekuensi buang air kecilnya berkurang.
Beberapa bulan sudah berlalu sejak kasus GGAPA pada anak meningkat. Saya yakin sampai saat ini pasti masih banyak orang tua yang waswas untuk memberikan obat sirop pada anaknya. Oleh karena itu, untuk menjawab kekuatiran masyarakat mengenai obat sirop, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dan Pakar Farmakologi menyelenggarakan acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman untuk Anak pada tanggal 21 Maret 2023 bertempat di Royal Kuningan Hotel, Jakarta.
- Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS, selaku Direktur Peoduksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI Kementerian Kesehatan RI,
- Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M.Pharm, selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,
- dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) selalu Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia,
- Apt. Noffendri Roestram, S.Si selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia,
- Prof. Apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D selaku Guru Besar Farmakologi - Farmasi Klinis Institut Teknologi Bandung, serta
- Mona Ratuliu, mom influencer sekaligus mama yang parentingnya sangat menginspirasi para orang tua.
- Didominasi usia Balita,
- Kondisi anak sebelumnya sehat dan tanpa komorbiditas,
- Didahului oleh riwayat demam, gejala saluran cerna, gejala saluran pernapasan, serta tanpa melalui kondisi yang biasanya menjadi penyebab GGAPA seperti dehidrasi,
- Memperoleh pengobatan simptomatik sebelumnya seperti minum obat demam atau batuk,
- Datang ke Rumah Sakit dalam kondisi anuria alias tidak kencing dalam waktu yang cukup lama,
- Proses perkembangan penyakit berupa penurunan kesadaran meskipun sudah mendapat penanganan dialisis, bradipneu, intubasi, lalu kemudian meninggal dunia.
- GGPA dapat terjadi karena berbagai faktor seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan, terdapat infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebaginya.
- Meningkatkan kasus GGPA tahun lalu disebabkan oleh intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak masal.
- BPOM sudah melakukan langkah antisipatif dalam penanganan kasus cemaran EG/DEG dalam sirop obat seperti intensifikasi surveilans mutu produk, penelusuan dan pemeriksaan terhadap sarana produksi dan distribusi, hingga pemberian sanksi administratif, termasuk melakukan verifikasi pemastian mutu terhadap sirop obat yang beredar. Upaya penindakan juga terus dilakukan terhadap sarana produksi dan distribusi jika terdapat unsur pidana.
- Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti aturan pakak dalat diakses di website dan sosial media BPOM serta kanal publikasi resmi BPOM lainnya.
- Hasil verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November 2022 lalu sudah aman sehingga sirop obat bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.
- Sudah tidak ada lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya kembali produk sirop obat oleh BPOM pada bulan Desembar tahun lalu.
- Diharapkan para pelaku di bidang farmasi agar tetap disiplin menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Benar (CDOB) agar kasus serupa tidak terulang kembali.
alhamdulillah ya ada kabar gembira akhirnya, dulu panik banget waktu ada kasus gagal ginjal ini, dan untungnya kemenkes dan BPOM bisa gerak cepet untuk nangangin kasus ini
BalasHapusSenang banget deh setelah dengar pengumuman bahwa sekarang sirop obat sudah bisa dikonsumsi oleh anak-anak. Karena jujur semenjak ada temuan itu, aku tuh galau gitu mau ngasih obatnya pas anakku sakit.
BalasHapusAkhirnya ya uda bisa lebih tenang. Soalnya mamak pusing banget klo anak sakit harus minum puyer 🙈. Penuh drama banget utk kasih minum obatnya 🥲
BalasHapusAlhamdulillah. Karena sekarang sudah ada konfirmasi lanjutan soal keamanan produk sirop untuk anak. Dulu waktu beritanya lagi merebak, beneran ikutan khawatir sih, sampai ke tahap stok sirop di lemari obat dibuang saking paniknya.
BalasHapuslho sebelumnya. Tapi setela menelaah semua informasi ini gak lagi deh. Apalagi kalau ngasih obat syrup nya sesuai anjuran dokter ya
BalasHapusTenang sekarang kalau anak sakit kasih obat syrup ga bikin parno
Kabar gembira yang beneran bikin hati lega yah, alhamdulillah
BalasHapusmengetahui kabar ini aku merasa lega sekali, karena akhirnya anak-anak sudah boleh minum obat sirop
BalasHapusAlhamdulillah. Akhirnya sirop obat dinyatakan aman. Memang meresahkan banget saat kasusnya merebak. Meskipun saya udha gak ada anak kecil. Tapi, ikut was-was dengan kejadian GGA pada anak
BalasHapusBu ibuk yang punya anak balita jd tenang nih kalau sirop obat aman.
BalasHapusalhamdulillah sekarang sudah bisa konsumsi obat sirop lagi ya, mbak kalau anak sakit. jadi tenang deh ibu-ibu
BalasHapusLebih tenang deh informasi ini, sehingga kalau sakit bisa konsumsi lagi obat sirup andalan yang pastinya sesuai dosis
BalasHapussama seperti Mbak, waktu kasus GGAPA yang lalu itu saya pun juga khawatir banget, mana baru beli beberapa obat sirop karena anak waktu itu sedang batuk, eehh ada berita seperti itu.
BalasHapusSyukurnya sekarang obat sirop udah aman ya.
benar-benar kabar gembira buat enak nih.
Betul sekali..
BalasHapusSebenarnya kalau anak sakit demam tuh memang kudu bersabar banget. Namun karena isu gagal ginjal akut pada anak kemarin, tentu memberikan banyak kekhawatiran.
Alhamdulillah,
Kini sudah ada kabar gembira sehingga memberikan sirop obat pada anak dengan perasaan tenang. Semoga anak-anak sehat selalu.
Salah satu kabar yang membahagiakan para ibu adalah Sirop obat aman karena saar sakit anak2 pasti maunya minum sirop
BalasHapusAlhamdulillah akhirnya ada kabar baik Sirop obat aman karena kalau mau jujur ibu2 jadi repot saat anak sakit gegara gk bisa minum sirop obat..skrang sudah aman dikonsumsi
BalasHapus