Jumat, 20 Mei 2022

Roadtrip Sidoarjo - Madiun - Magetan

Setelah lebaran biasanya orang-orang mah bikin tulisan tentang pengalaman selama mudiknya, tapi saya malah mau cerita tentang perjalanan ke Madiun di awal tahun 2022 lalu. Biasalah, akibat terlalu mager jadi blog udah jarang tersentuh, update tergantung mood aja, hehehe.

Jadi, di bulan Januari 2022 lalu kami sekeluarga datang ke rumah bulek suami yang berada di Kota Madiun untuk menghadiri acara arisan keluarga.

Acara diadakan hari Sabtu sore, kami berangkat dari Sidoarjo sekitar jam 11-an siang. Harusnya sih perjalanan Sidoarjo - Madiun hanya butuh waktu sekitar 2,5 jam tapi karena banyak berhenti, jadi kami baru sampai di Kota Madiun sekitar pukul 15.30 WIB.

Berhenti di mana aja?

Pertama, berhenti di Indomaret untuk beli cemilan dan mengisi e-toll, haram hukumnya pergi bawa anak tanpa bekal cemilan, hehehe. Kemudian, berhenti di Rest Area Mojokerto untuk membeli Kopi Kenangan kesukaan Pak Suami serta makan siang di McD. Dan terakhir berhenti di Rest Area Caruban karena Alif kebelet pipis.


Malioboronya Madiun


Sampai di Madiun, kami gak langsung menuju lokasi acara melainkan jalan-jalan dulu di Malioboronya Madiun yaitu pedestrian yang didesain ulang menyerupai Malioboro Jogja. Lokasinya luas banget, berada di sepanjang jalan Pahlawan dan sekitarnya. Kayaknya hampir semua wilayah Kota Madiun sekarang dirombak ulang trotoarnya jadi lebih cantik.

Kami memilih untuk berhenti di dekat Balai Kota Madiun karena kebetulan di dekat sana ada cabangnya kantor suami. Tapi sebenarnya tersedia banyak area parkir di sekitar sana, kitanya aja yang gak tau saat itu, hehehe.

Awalnya Malioboronya Madiun terdengar agak cringe di telinga saya, kok kayak gak ada orisinalitas daerah aja, tapi setelah mendatangi langsung, ternyata memang membuat Kota Madiun menjadi cantik dan jauh lebih rapi dari pada dulu. Meskipun judulnya Malioboronya Madiun tapi sebenarnya gak terlalu mirip dengan aslinya sana, paling cuma ornamen lampu dan bangku trotoar yang desainnya hampir serupa.

Selain pedestrian, gak jauh dari Balai Kota Madiun ada ruang terbuka yang dapat digunakan untuk duduk-duduk santai. Di sana terdapat Patung Singa yang memancarkan air dari mulutnya seperti di Singapore. Gak jauh dari patung singa, ada kedai penjual es krim potong juga. Jujur, kalau yang ini rada cringe beneran buat saya. Gak ngerti faedahnya meniru patung Merlion untuk apa, kenapa gak buat desain air mancur lain aja yang lebih kreatif.

Kalau mengesampingkan patung Merlion ala-ala tersebut, sebenarnya ruang terbukanya nyaman sekali untuk santai sore. Banyak petugas yang berjaga untuk mengingatkan pengunjung yang tidak memakai masker atau melanggar aturan. Sayangnya gak ada penjual air mineral di dekat sana, padahal hawanya lumayan gerah. Bahkan kedai es krim potong tersebut pun hanya menyediakan minuman rasa-rasa. Untungnya di dekat Balai Kota ada vending machine yang berfungsi dengan baik dan menyediakan air mineral.

Dari Malioboronya Madiun, kami langsung menuju rumah bulek suami yang gak jauh dari pusat Kota Madiun, tempat diadakannya arisan keluarga. Setelah arisan keluarga, kami pun menuju hotel yang sudah disiapkan tapi sebelumnya saya minta keliling kota dulu karena penasaran ingin tahu bagaimana Malioboronya Madiun di malam hari.

Bayangan saya, pasti banyak lampu berwarna oranye yang hangat di sepanjang jalan yang membuat suasana Madiun malam hari terasa syahdu dan romantis. Tapi ekspektasi saya salah, lampu di sepanjang trotoarnya memang berwarna oranye namun pencahayaannya kurang terang sehingga suasana romantisnya kurang greget menurut saya.

Ohya, gak jauh dari Patung Singa tepatnya di parkiran mobil atau bus, saya lihat ada penyewaan skuter yang lagi ngetrend belakangan ini. Cocok untuk date idea di Kota Madiun bersama ayang.


Wisma Comulus


Setelah puas keliling Kota Madiun, kami pun memutuskan untuk langsung menuju hotel karena udah ngantuk banget.

Kami menginap di Wisma Comulus yang berlokasi gak jauh dari rumah bulek suami tepatnya di Jalan Setia Budi No 64, Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun.

Penginapan ini sepertinya lumayan jadul dan masih ada hubungannya dengan angkatan udara tapi kondisi kamarnya lumayan bersih serta nyaman asal di kamar yang ada fasilitas AC-nya. Karena kalau kamar yang non AC katanya banyak nyamuknya. Selain itu, hawa di Madiun juga lumayan panas jadi kalau bawa anak bayi kayak saya pasti bakal merasa tidak nyaman.

Kamar mandi di Wisma Comulus seperti di rumah di mana masih menggunakan bak mandi tapi closetnya sudah menggunakan closet duduk. Tidak ada fasilitas air panas tapi karena Madiun gak terlalu dingin jadi gak masalah mandi tanpa air hangat.


Bluder Cokro


Sekitar jam 8 pagi, kami semua sudah check out dari Wisma Comulus dan sarapan di rumah bulek suami.

Rencananya hari ini kami akan melanjutkan acara arisan di Telaga Sarangan, Magetan, sekitar satu jam dari Kota Madiun. Tapi saya request untuk mampir ke Bluder Cokro dulu, roti legendaris dari Madiun.

Sudah sering mencicipi Bluder Cokro tapi saya sama sekali belum pernah berkunjung ke outlet pusatnya. Kayak berasa kurang afdol aja gitu, hehehe.

Lokasinya agak di pinggiran kota, tepatnya di Jalan Hayam Wuruk No 51-53, Manguharjo, Kota Madiun. Lumayan dekat dari Aston Hotel Madiun, sudah masuk dengan perbatasan Kabupaten Madiun tapi tetep gak jauh amat kok dari pusat kota.

Baca jugaMudik ke Madiun, Nginapnya di Aston Madiun Hotel & Conference Aja

Dari luar tokonya terlihat besar dan megah, ternyata begitu masuk ke dalam hanya sebesar minimarket dan yang dimanfaatkan cuma lantai satu saja. Kalau sedang ramai banget, bisa berdesak-desakan dengan pengunjung lain. Tapi tempatnya nyaman kok, ada ACnya juga dan instagramable, huehehe. Semua produk yang didisplay sudah dilengkapi harga.

Sekarang varian Bluder Cokro makin banyak, dulu setau saya hanya rasa original, coklat, dan keju saja. Sekarang sudah ada rasa greentea, Nutella, Klepon, Nanas, dan banyak lagi. Bener-bener banyak deh, dijamin bingung mau beli varian apa aja karena menarik semuanya. Harga Bluder Cokro dibandrol mulai dari Rp 9 ribu sampai Rp 11 ribuan, tergantung jenis variannya.

Selain Bluder, ada juga produk jajanan lain produksi Bluder Cokro seperti Bluder kering dan cookies. Di dalam toko juga terdapat tenant kopi. Kalau ke Madiun wajib deh ke sini, karena rotinya enak banget. Kalau kalian pernah mencicipi Cerita Rotinya Kopi Kenangan, Bluder Cokro lebih enak dari Cerita Roti (menurut saya).

Sekarang outlet Bluder Cokro juga sudah ada di beberapa kota dan produk Bluder Cokro juga sudah tersedia di minimarket tapi tentu saja variannya gak selengkap di outlet pusat.


Telaga Sarangan, Magetan

Dari Bluder Cokro, kami langsung bertolak ke Sarangan karena hari sudah makin siang. Sempat nyasar di Kota Magetan eh sampai Sarangan, salah ambil jalur untuk menuju lokasi acara sampai harus melenceng jauh ke jalan tembus menuju Tawangmangu gara-gara salah baca Google Maps, ckckck.

Sebenarnya lokasi acara sama dengan beberapa tahun lalu saat bulek mengadakan arisan di Sarangan yaitu di Graha Cirro Status. Tapi dulu kami diinapkan di hotel di area Telaga Sarangan jadi mobil ya diparkir di hotel.

Baca juga: Magetan, Kaki Gempor Keliling Telaga Sarangan

Kali ini kami bingung harus parkir di mana karena memang letak Graha Cirro Status itu di daerah yang lebih tinggi dari Telaga. Niat hati sih mau langsung parkir di dekat lokasi acara biar gak usah naik tangga lagi, eh malah kesasar jauh.

Akhirnya kami parkir di dekat Telaga Sarangan dan terpaksa harus naik tangga yang tinggi untuk menuju lokasi acara. Lumayan ya bakar lemak setitik, haha.

Karena libur panjang dan saat itu akhir minggu juga, Sarangan penuh banget dengan manusia. Untung aja lokasi acara berlangsung bukan untuk pengunjung umum sehingga kami bebas menikmati udara dan suasana sekitar tanpa terganggu dengan kehadiran rombongan lain.

Saking mager dan malas berdesakan dengan orang banyak, sepanjang acara saya cuma diam aja di atas. Sama sekali gak jalan-jalan di dekat danau, cuma suami, Alif, dan Nayla aja yang sempat naik perahu. Padahal sebelumnya udah excited mau jalan santai di sekitar telaga sambil belanja sayur segar. Tapi nyali langsung ciut melihat kerumunan orang sebanyak itu.

Begitu selesai acara, tiap keluarga langsung berpisah dan melanjutkan perjalanan masing-masing. Ada yang lanjut ke Pacitan, ada yang ke Jogja, dan ada juga yang langsung kembali ke Malang. Rencana awalnya ipar-ipar mau langsung balik ke Malang karena besok harus kerja. Sedangkan kami mau lanjut stay semalam di Madiun. Tapi gak tau dapat inspirasi dari mana, tiba-tiba kakak ipar ngajak buat lanjut ke Solo tapi langsung balik malam itu juga.

Bersambung...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p