Rabu, 09 Oktober 2019

Cara Mengetahui Kehebatan Anak Bersama Dokter Ahmad Suryawan dan Parenting Club


Belakangan ini saya sering merasa insecure setiap guru kelas Alif mengirim dokumentasi kegiatan sekolah di grup chat kelas. Alif sering terlihat tidak aktif dalam kegiatan atau malah memilih asyik dengan dirinya sendiri. Dan di umur 5,5 tahun ini yang mana tahun depan harusnya Alif masuk Sekolah Dasar (SD) kemampuan membacanya masih jauh tertinggal dibanding teman-temannya. Hal tersebut membuat saya bertanya-tanya, apakah hal tersebut normal untuk anak seusianya? Bagaimana kalau sampai remaja nanti, dia menjadi anak yang terus tertinggal di kelasnya?

Lega sekali rasanya, karena akhirnya segala kegundahan saya tersebut terjawab sudah. Jadi hari Sabtu, 05 Oktober 2019, saya berkesempatan menghadiri sebuah even dari Parenting Club bekerja sama dengan Clozette.co.id yang sangat bermanfaat dan sarat akan ilmu di The Consulate Surabaya dengan tema Perkembangan Otak, Kunci Kesehatan Si Kecil.


Adalah Dr. dr. Ahmad Suryawan SpA (K) atau yang akrab disapa dokter Wawan, salah satu dokter spesialis anak dan ahli tumbuh kembang pediatri sosial ternama di Surabaya yang kabarnya harus mengantri selama 6 bulan dulu jika ingin berkonsultasi dengan beliau, yang hadir sebagai narasumber.

Acara yang saya pikir akan membosankan, ternyata terasa cepat berlalu karena banyak wejangan dan ilmu menarik tentang tumbuh kembang khususnya bagaimana cara mendeteksi kehebatan anak yang diberikan oleh dokter Wawan yang bikin saya makjleb makjleb sampai kadang mau mewek. Baru kali ini ikut even yang bikin catatan saya full 2 lembar kertas folio saking gak pengen ada satu wejangan pun yang terlewat. Agar ilmu dalam catatan tersebut tidak hilang, jadi saya ingin juga mengabadikannya lewat postingan blog. Semoga gak cuma bermanfaat bagi saya, tapi juga membawa manfaat dan pencerahan untuk orangtua lain di luar sana.

SESI MATERI


Pertama-tama, dokter Wawan menjelaskan tentang proses pembentukan otak anak hebat. Setidaknya ada 4 tahapan pembentukan otak anak hebat, yaitu.

1. Otak anak hebat mempunyai volume lapisan korteks otak yang lebih besar di daerah otak tertentu dibandingkan daerah lain.

Dalam sudut pandang dunia medis, kehebatan anak merupakan cerminan dari kompleksitas struktur dan sirkuit otak anak tersebut. Semakin kompleks sirkuit otak anak, semakin besar kapasitas anak untuk mengembangkan kemampuan kehebatannya. Sehingga anak hebat dapat diartikan sebagai anak dengan kualitas kemampuan yang melebihi rata-rata anak sebayanya terutama dalam hal intelegensi atau keterampilan di bidang tertentu.

Lapisan korteks sendiri merupakan lapisan paling luar dari otak yang berperan penting untuk pertumbuhan anak. 

2. Mempunyai lapisan korteks otak yang berkembang terus secara bertahap hingga mencapai puncaknya saat remaja.

Dokter Wawan menjelaskan bahwa beberapa anak berkemampuan hebat ketika masih kanak-kanak memiliki lapisan korteks yang masih tipis dan akan terus berkembang serta menebal ketika remaja. Sedangkan lapisan korteks otak anak biasa relatif lebih tebal di masa kanak-kanak dan makin menipis serta menyusut ketika remaja.

Jadi jangan minder kalau anak kita terlihat tidak sehebat anak lain, bisa jadi kehebatannya baru muncul ketika remaja.

3. Mempunyai jalur komunikasi antar sel otak yang sangat efisien.

Karena kapasitas otaknya lebih besar maka jalur koneksi antar sel otak anak hebat juga lebih banyak. Selain itu, otak anak hebat juga mempunyai jalur khusus seperti jalan tol yang mampu mengangkut informasi dalam volume dan jumlah yang besar sekaligus, namun dengan kecepatan yang sangat tinggi. 

4. Mempunyai daya plastisitas lebih lama dan panjang untuk sirkuit otak yang rumit dan kompleks. 

Kompleksitas struktur dan sirkuit otak anak mulai terbentuk sejak awal kehidupannya, yaitu sejak masih di dalam kandugan sampai anak berusia 18 tahun. Kecepatan tertinggi pembentukan struktur dan sirkuit otak anak terjadi ketika anak berusia di bawah 6 tahun, terutama pada kurun waktu 0 sampai 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan). Saat itu otak anak sudah berkembang sebesar 80% dari otak orang dewasa. 

Karena anak hebat memiliki daya palstisitas lebih lama sehingga besar kapasitas otak anak tersebut masih mungkin bisa berubah karena rangsangan dari lingkungannya. Nah, berubahnya bisa negatif atau positif nih. Jika mendapat rangsangan yang tepat, maka otak anak hebat bisa berkembang lagi membentuk jalur komunikasi antar sel otak yang lebih kaya dan lebih luas ke berbagai area otak. 

Lalu bagaimana cara mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anak?

Ngomongin soal perkembangan otak anak, ada 2 faktor utama yang berperan dalam proses pembentukan otak anak yaitu, faktor genetik (nature) dan pola asuh (nurture). Dua faktor tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Jika kehebatan seorang anak diibaratkan sebagai sebuah "bangunan" maka peran faktor genetik (nature) terbatas untuk menyiapkan tempat yang berpotensi dapat digunakan sebagai lahan berdirinya bangunan tersebut. Sedangkan pengasuhan (nurture) dapat diibaratkan sebagai proses pendirian bangunan tersebut secara bertahap.

Faktor pengasuhan (nurture) sendiri terdiri dari nutrisi dan stimulasi. Nutrisi diibaratkan sebagai bahan untuk mendirikan pondasi dari bangunan tersebut. Sedangkan stimulasi diibaratkan sebagai bahan yang akan menentukan seberapa tinggi dan luas bangunan yang akan berdiri di atas pondasi tersebut.

Nutrisi yang optimal berperan penting dalam membentuk dan mematangkan sel-sel otak, sedangkan memberikan stimulasi pada anak bermanfaat dalam membentuk dan memperkaya jaringan koneksi antar sel.

Nutrisi

Nutrisi yang penting untuk perkembangan otak antara lain.
  • Protein-Energi, berfungsi dalam pembentukan koneksi antar sel otak serta sumber produksi berbagai faktor pertumbuhan anak.
  • Zat besi, berfungsi untuk pembentukan dan fungsi kerja sel otak serta untuk pembentukan selubung yang mempercelat aliran persarafan.
  •  Seng, berfungsi untuk memproduksi molekul kimiawi yang mempercepat aliran persarafan.
  • Tembaga, berperan dalam pembentukan dan fungsi kerja otak.
  • Asam Linoleat dan Linolenat, berfungsi dalam pembentukan koneksi antar sel otak. 
  • Kolin dan DHA, berfungsi dalam pembentukan koneksi antar sel otak. 
  • Sphingomyelin, berfungsi dalam pembentukan selubung yang mempercepat aliran persarafan. 
  • Fosfolipid, berfungsi dalam pembentukan selubung yang mempercepat aliran persarafan. 
  • Kalsium, berfungsi dalam memproduksi molekul kimiawi yang mempercepat aliran persarafan. 
  • Vitamin D, berfungsi untuk perkembangan area otak khusus untuk penyimpanan memori dan proses belajar. 

Stimulasi

Stimulasi yang dibutuhkan anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anak antara lain.

  • Kegiatan interaktif antara orangtua atau pengasuh dengan anak,
  • Merangsang anak untuk belajar melakukan berbagai kemampuan.

Dokter Wawan menekankan bahwa salah satu faktor kehebatan anak memang berasal dari gen orangtuanya tapi yang membuat kehebatannya optimal adalah proses belajar.

Sebelum belajar, luas sirkuit otak anak yang tersedia saat itu masih terbatas yang ditentukan secara genetik. Setelah melalui proses belajar maka luas sirkuit otaknya makin besar. Sirkuit otak untuk kemampuan yang mudah akan terbentuk dahulu setelah itu menyusul sirkuit otak untuk kemampuan yang lebih rumit.

Dokter Wawan juga menjelaskan bahwa komunikasi antar sel otak anak berjalan melalui transmisi sinyal kelistrikan dan kimiawi (zat neuro transfer). Di usia 0 sampai 6 bulan sinyal kelistrikannya sangat kuat sehingga disarankan untuk menjauhkan ponsel dari anak karena signal radiasi pada ponsel akan mengganggu kinerja otaknya. Di usia 1,5 tahun, sinyal listrik tersebut sudah tidak mengganggu lagi.

Jika sudah melakukan pembelajaran, lalu bagaimana sih cara menilai bahwa anak mengalami progress yang baik?

Penilaian yang dianjurkan.
  • Berdasarkan kemampuan masing-masing anak
  • Berdasarkan penilaian yang reguler dan rutin
  • Menggunakan parameter perkembangan anak sesuai tahapan usianya

Penilaian yang tidak dianjurkan. 
  • Berdasarkan atas perbandingan dengan anak lain yang sebaya
  • Berdasarkan penilaian sewaktu atau sesaat
  • Menggunakan parameter keinginan orangtua semata.

Intinya adalah jangan nilai anak dengan cara membandingkan dengan anak lain karena tiap anak punya prosesnya masing-masing. Jangan khawatir kalau anak A udah bisa begini sedangkan anak kita belum bisa. Tapi lihatlah dari progres dirinya sendiri, misalnya yang tadinya belum bisa mengucapkan kata sama sekali, menjadi bisa mengucapkan satu kata. Atau sesederhana anak sudah bisa memegang gelas juga merupakan hasil dari pembelajarannya lho.

Dari sisi ilmiah, setiap anak itu memiliki ketebalan lapisan korteks yang berbeda-beda yang akan berkembang terus sampai puncaknya saat remaja. Saat itulah, jalur komunikasi antar sel otak sangat efisien serta daya plastisitasnya lebih lama dan panjang. Jadi kalau anaknya masih usia dini mah jangan keburu menjustifikasi anak gak punya kehebatan atau kalah dari anak lain.

Dokter Wawan pun menutup sesi materi dengan sebuah wejangan yang bikin hati nyess banget.

"tiap anak punya potensi yang berbeda, jangan mudah melakukan justifikasi. Kehebatan tidak datang secara tiba-tiba. Jangan pernah remehkan kemampuan anak. Dampingi, pantau terus, dan lengkapi dengan nilai-nilai spiritual. Karena para koruptor itu aslinya orang hebat dan pintar tapi spiritualnya kurang makanya jadi koruptor"


SESI TANYA JAWAB


Setelah dokter Wawan selesai menjelaskan materi yang berkaitan dengan kehebatan anak, pembawa acara memberi kesempatan pada 4 orang peserta untuk bertanya. Dan terlihat para peserta sangat antusias sehingga banyak pula yang harus kecewa karena belum terpilih untuk melontarkan pertanyaan dengan dokter Wawan. Harusnya durasi waktu untuk sesi tanya jawabnya lebih lama, kalau bisa semua peserta diberi kesempatan untuk bertanya sampai puas, haha gak selesai-selesai donk acaranya :p

Jadi, berikut materi yang saya rangkum saat sesi tanya jawab. Mohon maaf kalau mungkin ada kekurangan atau salah tangkap dengan apa yang disampaikan oleh dokter Wawan ya.

Bagaimana cara berkomunikasi dengan anak 21 tahun yang sudah punya pendirian dan pemikiran sendiri agar tidak memberontak atau kabur dari rumah?

Anak usia dewasa sudah tidak bermain dengan brain development, tapi hormonal. Didik Ia dengan lemah lembut, jangan "dikerasin". Jangan selalu dilarang, tapi berikan contoh nyata dan jelaskan aturan serta konsekuensi untuk pilihan yang dia ambil. Misalkan ada anak penggemar Persebaya alias Bonek dan ingin menonton pertandingan sepak bola di stadion. Padahal orangtuanya tahu bahwa sering terjadi kerusuhan di stadion. Jangan langsung dilarang tidak boleh pergi, melainkan jelaskan bahwa anak boleh menonton pertandingan bola di stadion tapi ada aturannya. Karena jika dilarang pun bisa jadi anak malah pergi diam-diam tanpa ijin.


Anak umur 2 tahun tapi kok masih malas mengucapkan kata-kata? Selain itu kalau diajak mengobrol dia tidak menggubris dan lebih asyik dengan mainannya?

Perkembangan anak usia 0 sampai 2 tahun itu 95% berasal dari orangtuanya jadi dampingi anak terus, masuk dalam dunianya, dan jadilah "orang gila". Orang gila seperti apa? Ajak anak mengobrol terus-terusan meskipun tidak digubris. Karena tanpa sadar obrolan anda akan terekam dalam otaknya dan di sanalah ia belajar kosa kata.

Komentari setiap hal di sekitarnya karena di sanalah terdapat kata-kata penting yang ia butuhkan untuk berkomunikasi sehari-hari. Misalkan, "Kakak, ayo kita rapikan sandalnya supaya Papa gak marah". Dari kalimat sederhana itu saja, anak sudah belajar kata sandal, Papa, dan marah. Kalimat-kalimat sederhana seperti itulah yang akan Ia pakai sehari-hari dan gak akan ditemukan dalam tontonan di youtube maupun televisi. Dan jangan malah mengajarkan kata-kata yang gak perlu untuk kehidupan sehari-harinya seperti Merkurius dll.

Lalu bagaimana agar anak menggubris obrolan kita?

Masuk dalam dunianya. Jangan ketika anak sedang asyik bermain balok, lalu kita datang dan langsung menyuruhnya untuk mandi. Jelas saja, otaknya akan melawan karena tidak sesuai dengan keinginannya. Kalau jadwal mandi anak misalkan jam 5 sore, 5-10 menit sebelumnya kita dekati anak lalu ikut bermain balok juga. Baru setelah itu pelan-pelan kita mengajaknya untuk mandi dan melanjutkan permainannya setelah mandi atau mainannya boleh ikut dibawa mandi.

Apa pendapat dokter tentang pendidikan anak usia dini? Serta mengapa anak sulit fokus saat belajar mengaji dan memilih untuk bergerak ke sana ke mari?

Coba saya tanya, berapa orang di ruangan ini yang pernah SD? (semua tunjuk tangan)

Berapa orang yang pernah TK? (50% angkat tangan)

Berapa orang yang pernah playgroup? (hanya 1-3 orang yang angkat tangan)

Saya yakin mama-mama di sini adalah mama-mama yang hebat. Tapi lihat kan, ada yang dulunya sekolah TK dan sekarang jadi orang hebat. Ada juga yang dulunya tidak sekolah TK dan sekarang juga jadi orang hebat. Ada yang dulunya sekolah playgroup dan sekarang jadi orang hebat. Banyak juga yang tidak merasakan playgroup dan sekarang pun jadi orang hebat.

Secara medis, jiwa sosial dan sirkuit otak anak itu baru muncul ketika umur 3 tahun ke atas. Jadi kalau anak belum mau bergabung dengan orang lain dan sering asyik dengan dunianya sendiri ketika umur di bawah 3 tahun, ya tidak apa-apa. Jangan paksa untuk masuk sekolah usia dini. Tapi beberapa anak ada juga yang di umur 2 tahun jiwa sosialnya sudah muncul dan sudah mau bergabung dengan teman sebayanya, tidak apa-apa kalau mau disekolahkan usia dini. Yang terpenting, kita sebagai orangtua harus mengenali karakter anak kita. Jangan hanya karena terpengaruh trend jadi ikut-ikutan memasukkan anak ke sekolah usia dini.

Dan perlu diingat, yang dilihat ketika anak TK dan playgroup itu adalah report (laporan) bukan raport. Jadi ya reportnya berupa anak mau ikut kegiatan apa gak. Kalau gak mau ikut, ya tidak apa-apa. Anak kan gak harus selalu suka dengan semua kegiatan. Jangan dijadikan pikiran, anak saya kok gak mau begini gak mau begitu.

Lalu tentang mengajarkan anak mengaji. Tantangan anak jaman sekarang itu lebih sulit daripada anak jaman dulu. Salah satunya karena anak jaman sekarang dituntut untuk bisa 2 atau lebih bahasa. Padahal yang terpenting itu ya ajarkan dulu bahasa sehari-harinya, kalau sudah mantab baru ajarkan bahasa lain. Begitu juga dengan mengaji, baca, tulis, dan hitung. Kalau anak gak enjoy, ya jangan dipaksa. Kalau dipaksa, yang terjadi adalah otak anak berkembang tidak sesuai order sehingga akan berpengaruh pada perilakunya. Tapi jika anak mau dan enjoy diajak belajar ya tidak apa-apa diajarkan sejak dini.

Anak menunjukkan kecenderungan kidal karena selalu menggunakan tangan kiri. Apakah itu normal?

Tau kan atlet bulutangkis juara dunia yang kidal? Meskipun kidal, tetap bisa jadi orang hebat kan?

Dalam dunia tumbuh kembang, anak kidal itu normal. So what kalau kidal? Ya meskipun di budaya timur banyak yang menganggap tangan kiri itu tangan jelek, tangan kanan itu tangan baik. Tapi kalau memang dia kidal, terus mau bagaimana lagi? Mau kidal atau gak, tetap punya potensi menjadi orang hebat juga kok.

Sebenarnya anak-anak usia dini itu masih mencari kenyamanannya, belum bisa dipastikan apakah kidal atau tidak. Biarkan senyamannya dia dulu aja mau pakai tangan yang mana.

Cara menguji apakah anak cenderung kidal atau tidak yaitu coba berikan satu benda yang menarik perhatiannya. Jika dia mengambil benda itu dengan tangan kiri, berikan lagi benda lainnya. Jika dia mengambil benda lainnya dengan tangan kanan berarti kemungkinan tidak kidal. Tapi jika dia menjatuhkan benda di tangan kirinya dulu baru mengambil benda lainnya dengan tangan kiri lagi, bisa jadi dia memang kidal.

PENGENALAN FITUR PARENTING CLUB



Setelah materi dan sesi tanya jawab oleh dokter Wawan, gantian pihak dari Parenting Club yaitu Mom Lily, yang tampil ke depan untuk memberikan penjelasan tentang fitur dalam situs Parenting Club yang gak cuma bisa mendeteksi tumbuh kembang anak lewat Kalkulator AFS tapi juga punya fitur mengenali kehebatan anak yaitu dengan fitur Smart Strenght Finder.

Cara menggunakan fitur ini cukup dengan membuka situs Parentingclub.co.id, registrasi, masukkan data anak, kemudian klik fitur Smart Strenght Finder, dan jawab pertanyaannya. Setelah itu akan muncul kehebatan anak kita ini cenderung ke mana berdasarkan dari jawaban kita sebelumnya.



Saya sudah mencoba fitur ini untuk mencari tau kehebatan Alif. Dan hasilnya Alif menonjol pada kehebatan number, body, dan music. Selain menampilkan hasil kehebatan anak, fitur ini juga dilengkapi stimulasi yang bisa dilakukan agar kehebatannya makin terasah.

GAMES DAN PENUTUP



Di penghujung acara, para peserta yang hadir ditantang untuk bermain games seru yang menuntut peserta untuk menggali ingatan tentang materi yang sudah disampaikan oleh dokter Wawan sebelumnya. Gamesnya berupa pertanyaan dengan pilihan ganda yang harus dijawab lewat website Kahoot. Yang bikin seru selain harus menjawab dengan benar, peserta juga harus menjawab secepat mungkin karena makin cepat menjawab dengan benar makin tinggi pula poin yang akan didapat. Dua peserta yang memperoleh poin terbanyak akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja. 

Sayangnya saya gagal memenangkan games tersebut. Signal hape saya jelek sih, jadi gak bisa jawab cepet, haha alesan! Tapi gak apa-apa, berkat bermain games tersebut, materi yang disampaikan oleh dokter Wawan makin masuk lagi ke otak. Saya jadi ingat terus kalau perkembangan otak anak umur 2 tahun itu udah 80% otak orang dewasa, sphingomyelin dan fosfolipid berfungsi dalam mempercepat aliran persarafan, serta faktor yang mempengaruhi kehebatan anak adalah dari nature dan nurture. Kalau ada ujian tentang materi kehebatan anak, kayaknya saya bakal dapat 100 deh, haha pede amat. 

Acara siang itu pun ditutup dengan sesi foto bersama serta menyantap hidangan lezat yang sudah disiapkan oleh The Consulate.

Sebelum acara ditutup, tak lupa dokter Wawan memberikan wejangan kepada para orangtua tentang kehebatan anak.

"anak itu punya fasenya sendiri, di usia 1-3 tahun, aku adalah apa yang aku inginkan. Jadi sering kan kita temui, orangtua nyuruh begini tapi anak gak mau? Itu karena dia punya keinginan sendiri. Usia 3-6 tahun, aku adalah apa yang aku bayangkan. Misalnya anak sering nonton film Koboy, dia jadi suka bermain tembak-tembakan bersama ayahnya. Saat itulah dirinya sedang membayangkan menjadi koboy sesuai dengan imajinasinya. Usia 6 tahun ke atas, aku adalah apa yang aku pelajari. Dan di usia remaja, aku adalah aku. Saat inilah anak mulai punya idealisme dan pemikiran sendiri. Biarkan anak melewati fasenya namun jangan lupa tetap dampingi secara utuh agar ketika ada masalah, dia akan lari ke orangtuanya bukan ke orang lain"

KESIMPULAN

Saya yakin, gak cuma saya, orangtua yang sering khawatir akan perkembangan anaknya. Apalagi kalau udah masuk usia sekolah begini, sulit rasanya untuk gak membandingkan kehebatan anak kita dengan teman-temannya. Siapa sih yang gak pengen punya anak dengan kemampuan hebat ya kan?

Sayangnya tanpa sadar, kita jadi membuat parameter dan definisi kehebatan anak sendiri sehingga membuat kita mudah menjustifikasi kemampuan anak kalau tidak sesuai dengan parameter kita. Padahal anak-anak sudah dianugerahi kehebatan yang berbeda dan memiliki prosesnya masing-masing. Tugas kita sebagai orangtua harusnya mendampingi dan memberikan asuhan yang optimal agar kehebatannya terasah tanpa perlu berpatok pada anak lain.

Wejangan dan ilmu dari dokter Wawan dalam acara kemarin benar-benar membuka mata saya untuk lebih menghargai progress sekecil apa pun dari anak-anak. Karena sejatinya tiap anak terlahir hebat, proses belajar dan pemenuhan nutrisi lah yang akan menentukan sejauh mana kehebatannya kelak.

Info lebih lanjut:

Parenting Club ID
Instagram: @Parentingclubid

Clozette ID
Instagram: @Clozetteid




4 komentar:

  1. Makasi banyak sharingnya Mbaaaa 😊🙏 lengkap banget sampai sesi tanya jawabnya....

    BalasHapus
  2. setuju mba, selaku orang tua pasti kita ingin anak tumbuh optimal yah. Makasih atas sharing infonya

    BalasHapus
  3. Mbak mer tulisan mbak mer bagus banget sih dari awal sampe abis gaada typo dan meskipun nggak haha hehe tapi tetap tidak membosankan.

    Uda kayak jurnalis pro :')

    Iya ya kita suka reflek membandingkan anak dengan anak yg lain. Jujur meskipun belum menikah aku suka baca tulisan parenting macam begini.
    Dr. dr. Ahmad Suryawan SpA (K) laris jg ya, 6 bln masa janjiannyaa..
    Syukurlah mbak mer dapet kesempatan belajar parenting bersama beliau

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p