Kamis, 17 Mei 2018

Roadtrip Sumenep, Madura: Pantai Slopeng, Cafe Pantai Jodoh Sampang, hingga Bebek Songkem Bangkalan


Hari terakhir di Sumenep, pak suami kerja cuma setengah hari sampai jam 12. Berhubung jalan-jalannya udah hari sebelumnya, jadi setelah kerjaan suami selesai, kami pun langsung melanjutkan perjalanan pulang menuju Sidoarjo. Tapi teteup sih ya, di jalan pake mampir-mampir dulu. Ada juga yang terpaksa mampir rumah orang tak dikenal karena tragedi mengenaskan, halah.
Baca juga: Roadtrip Sumenep, Madura, Masjid Jami'nya Kereeen! 

Pantai Slopeng, Sumenep



Saat mau pulang, pak suami sempat galau mau balik lewat jalur utara atau selatan. Menurut google map sih di daerah Blega gak ada kemacetan tapi takutnya pas sampai sana udah mulai macetnya. Tanya-tanya satpam hotel, disarankan lewat jalur utara aja.

Karena sepanjang jalur utara banyak ngelewatin hutan dan wilayah antah berantah yang minim penerangan jadi target suami sebelum magrib harus udah sampai jembatan Suramadu. Ya udah, saya pun gak berharap bakal mampir-mampir ke tempat wisata.

Eh ternyata sama suami dibelokkin ke pantai Slopeng yang masih di daerah Sumenep juga. Ngerasa sayang kali ya dia, masa udah jauh-jauh ke Sumenep yang terkenal dengan keindahan pantainya tapi gak mampir pantai blas.

Tarif masuknya sekitar 9 ribu udah all in termasuk parkir mobil. Dari luar kelihatan biasa aja karena tertutup pohon cemara. Tapi begitu masuk ke area pantainya ternyata lumayan bagus juga. Pasirnya putih, air lautnya biru, ditambah langit saat itu sedang cerah. Cucook banget buat pepotoan, haha.

Sayangnya kita datang siang bolong di saat pasir pantainya puanaaass banget. Bisa dipakai masak telur kayaknya tuh. Akhirnya kita cuma duduk-duduk di gazebo aja, melipir dari panasnya dunia. Di area gazebo ini ada pasir pantainya juga buat yang mau main pasir tapi gak kepanasan. Ada juga beberapa ayunan kayu.


Gak lama kemudian ada mas-mas datang untuk menawarkan sewa kuda. Tarifnya murah banget, cuma 15 ribu sekali putaran menyusuri pantai Slopeng. Kirain bakal 50 ribu ke atas kayak di Telaga Sarangan Magetan.

Mumpung murah kan, akhirnya suami sama Alif naik kuda deh. Lumayan, bisa jadi pengalaman baru buat Alif.


Di pantai Slopeng ada fasilitas mushala dan toilet. Mushalanya cukup besar tapi toiletnya kurang terawat. Ada warung yang menjual snack dan kelapa muda juga di sini tapi kita gak beli apa-apa sih, cuma bentar doank.

Cafe Pantai Jodoh



Pantai Jodoh, Pantai Kawin, dan Pantai Cerai. Tiga pantai tersebut akan kita temui jika melintas di jalur utara pulau Madura. Lokasinya sudah masuk di kabupaten Sampang. Jangan tanya sejarah penamaan pantai-pantai tersebut ya, saya juga gak tau. Sudah coba googling tapi gak nemu penjelasannya.

Di antara 3 pantai tersebut, cuma pantai Jodoh yang memiliki rumah makan di pinggir laut. Mungkin karena pantainya berada di muara sungai, jadi ombaknya lebih tenang dan tanahnya lebih stabil sehingga cocok untuk mendirikan bangunan *sotoy*

Ada 2 rumah makan di sini, tapi yang kece itu Cafe Pantai Jodoh karena lokasinya bener-bener di pinggir laut dan banyak spot instagramable ala wisata kekinian.



Selain spot kece, penamaan area di cafe Pantai Jodoh itu kocak-kocak banget. Ada rumah istri muda, kamar janda, dan lain-lain *lupa*.


Kita datang di saat yang tepat, langit lagi biru-birunya, angin sepoi-sepoi, tapi matahari udah gak panas. Suasananya udah mirip kayak lagi di beach club di Bali gitu *kayak pernah ke beach club aja loe*

Sayang tempat yang kece gak diimbangi kualitas menunya. Pilihan menunya gak terlalu bervariasi, rasanya kurang oke, dan kebersihan peralatannya juga gak meyakinkan. Saya dapat sendok yang udah agak berkarat -_- eh tapi gak tau kualitas makanannya ding. Kita cuma pesan minum doank soalnya. Saya pesan kelapa muda, suami jus mangga, dan Alif es coklat. Jus mangganya kata suami kurang sip, keenceran dan kemanisan.


Sama seperti di pantai Slopeng, kita juga cuma sebentar di Cafe Pantai Jodoh. Foto-foto, minum, terus cus melanjutkan perjalanan yang masih kurang 2 jam lagi untuk sampai Suramadu. Saya udah berencana mau makan malam di Bebek Sinjay,  yuumm!

Baca juga: Bebek Sinjay Cabang Malang, Enak Mana sama yang di Madura? 

Bebek Songkem

Inilah yang dinamakan manusia hanya bisa berencana tapi Tuhan lah yang menentukan. Ketika mobil kami mulai memasuki wilayah Bangkalan, tragedi pun terjadi.

Mobil suami mogok sesaat setelah melewati lubang yang cukup dalam karena menyalip mobil lain. Waktu itu udah mau magrib dan kita berada di kampung yang sepi. Udah nyoba utak atik sendiri tapi gagal. Coba hubungi bengkel langganan tapi gak ada respon.

Untung aja pemilik rumah tempat mobil kita mogok baik banget. Kita dijamu dan ditelponin bengkel kenalannya. Cuma rada ngenes karena Alif ditawarin makan soto. Sedangkan untuk membalas kebaikan mereka, suami berniat membeli rujak petis madura. Kebetulan mereka punya warung gitu. Tapi karena tau saya masih menyusui, saya dilarang makan rujaknya donk *mereka masih percaya mitos*. Buset dah, padahal laper banget. Sedangkan soto yang disuguhkan ke Alif itu menu rumahnya, gak dijual. Gak mungkinlah saya maksa minta-minta sotonya *cry*

Setelah 2 jam menunggu, bengkel langganan suami akhirnya membalas chat dan memberitahu kalau ada tombol yang otomatis mati kalau mobil kena guncangan. Tinggal pencet tombol doank, mobil pun nyala kembali. Hayaahh, tiwas nunggu lama. Bengkel kenalan pemilik rumah tadi yang sedang di perjalanan pun kami batalkan, hehehe.

Kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Perut saya udah lapar, pokoknya mau makan enak. Lha kok sampai Bangkalan, bebek Sinjaynya udah tutup. Akhirnya melipir ke Bebek Songkem yang lumayan terkenal juga dan lokasinya berdekatan dengan Bebek Sinjay.

Kita pesan bebek goreng Songkem yang dari segi harga dan penyajian mirip banget dengan bebek Sinjay. Tapi soal rasa, saya lebih cocok bebek Sinjay. Di Bebek Songkem juga saya gak ada foto-fotonya, baterai udah pada habis dan lagi laper banget. Gak sempat mikir buat foto-foto.

Sampai rumah hampir tengah malam, tepar-setepar-teparnya. Sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan.

2 komentar:

  1. Kalau ke madura tidak disarankan membeli jus

    BalasHapus
  2. Bagus pantainya ya, gak kalah dengan pantai lainnya di Indonesia

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p