Minggu, 23 Oktober 2016

Traveling Bareng Anak? Saya Menolak Sengsara


Dulu ketika jiwa muda saya masih bergejolak, bagi saya melakukan perjalanan ala backapacker atau kasarnya nggembel terlihat keren dan membanggakan. Ya gimana gak bangga, dengan budget super murah, saya bisa jalan-jalan ke tempat yang belum pernah saya datangi sebelumnya. Seru, karena kemampuan untuk survive diasah di sini, apalagi seringkali saya mengalami hal-hal konyol yang berhubungan tentang menekan pengeluaran saat perjalanan.

Naik motor berjam-jam sampai pinggang encok demi menghemat biaya transportasi itu capek yang seru. Menginap di tempat prostitusi demi mendapat kamar murah itu lucu. Istilahnya sengsara yang bikin gembira.

Sekarang saat sudah memiliki seorang anak, kegiatan jalan-jalan masih sering saya lakukan, entah itu cuma di seputaran kota tempat kami tinggal mau pun ke luar kota yang belum pernah kami sambangi sebelumnya. Namun ketika kini aktivitas traveling sudah melibatkan anak, saya dengan tegas menolak untuk sengsara.



Saya tak mau lagi mencari penginapan ketika sudah sampai di kota tujuan apalagi harus menyusuri gang-gang sempit nan pengap demi mendapatkan tempat numpang tidur dengan harga serendah-rendahnya.

Saya tak mau lagi berebut naik bus ekonomi dan menahan pegalnya kaki dengan berdiri berjam-jam hingga sampai kota tujuan.

Pokoknya gak mau sengsara! Sengsara saat bujang itu seru, tapi milih perjalanan sengsara sama anak itu gak lucu.

Tak mau lagi sengsara bukan berarti saya menolak untuk berlibur ala backpacker lho. Karena bagi saya nyaman tak selalu mahal. Yaaahh, mungkin budget liburannya akan sedikit lebih mahal daripada budget saat backpackeran super murah. Tapi pilih mana, liburan super murah tapi anak tantrum terus karena gak nyaman atau lebih mahal sedikit tapi acara liburan berjalan lancar??



Berikut beberapa tips bagaimana melakukan liburan ala backpacker bersama anak dengan budget hemat namun tetap nyaman berdasarkan pengalaman saya.


1》Persiapkan Akomodasi Liburan Dengan Matang

Menginap di mana, makan di mana, naik angkutan apa aja, booking rental kendaraan, mau kemana aja, peta perjalanan dan lain-lain, semua harus sudah disiapkan sebelum sampai tempat tujuan. Jangan ada dadakan di antara kita.

Karena kalau semua serba dadakan, maka bakal banyak waktu yang terbuang hanya untuk mencari akomodasi. Pengeluaran juga akan semakin membengkak karena kita gak sempat survey harga. Lagipula, yakin mau gotong-gotong tas sambil nenteng anak kecil cuma buat nyari penginapan? Capek kali ah.

Semakin matang persiapannya, maka kemungkinan liburan berjalan lancar akan makin besar. Lupakanlah, omongan orang yang bilang yang dadakan itu lebih seru karena banyak kejutan gak disangka yang akan terjadi, atau quote yang bilang kalau semua sudah disiapkan namanya picnic goers bukan traveler. Saya sih bodo amat, biaya traveling gak dibayar pakai omongan orang, haha.


2》Browsing Pengalaman Orang Lain Sebanyak-banyaknya

Beruntunglah makin ke sini makin banyak orang yang suka traveling dan menuliskan pengalamannya di internet. Jadi kita bisa belajar dari pengalaman orang lain di tempat yang dituju sehingga kita bisa mempersiapkan diri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Misalnya nih, mau mengunjungi suatu tempat wisata, di web resminya tertulis bahwa harga tiket masuk sekian. Eh waktu baca pengalaman orang lain, ternyata ada pungli blablabla di luar biaya resmi. Jadi kita bisa menyiapkan budget lebih atau malah mencoret tempat wisata tersebut dari daftar kunjungan.


3》Pilih Mahal Sedikit

Saya lebih memilih naik bus patas Surabaya-Malang yang lengang dengan harga 25 ribu daripada harus berdesak-desakkan di bus ekonomi dengan tiket 15 ribu.

Saya lebih memilih menginap di homestay 250 ribu dengan fasilitas AC dan kamar mandi dalam daripada menginap di losmen 150 ribu tanpa AC di tengah panasnya kota Jogja.

Saya lebih memilih naik mobil travel dengan harga 110 ribu saat ke Pacitan, dibanding gonta ganti angkutan umum dengan total biaya 90 ribu.

Saya lebih memilih naik bus malam tujuan ke Cilacap dengan harga 110 ribu dibanding naik kereta eksekutif dengan harga di atas 200 ribu.

Saya lebih memilih homestay dengan harga 250 ribu yang sudah dilengkapi fasilitas AC dibanding hotel berbintang seharga 400 ribuan dengan fasilitas mewah ketika kegiatan saya lebih banyak dilakukan di luar hotel.

Saya lebih memilih rental motor untuk keliling jogja dengan sewa 60 ribu dibanding rental mobil dengan harga sewa ratusan ribu.

Ngerti kan?

Ketika traveling bersama anak, yang saya cari bukan lagi harga termurah dari yang termurah tapi fasilitas memprihatinkan. Bukan juga mencari fasilitas super mewah dengan harga yang mahal. Namun fasilitas yang membuat Alif nyaman dengan harga yang masih terjangkau untuk kantong saya.


4》Worth It or Not??

Setiap menentukan destinasi yang akan dikunjungi atau memilih akomodasi, saya selalu meyakinkan diri berkali-kali, is it will be worth it or not??

Meyakinkan diri dan selalu berpikir ulang sebelum menentukan akomodasi berguna banget untuk memangkas itinerary dan biaya yang gak diperlukan.


5》 Longgarkan Itinerary

Ingat! Anak perlu istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi tubuh dan moodnya. Jangan berpikir mumpung ke sini nih, lantas itinerary kita buat sepadat mungkin supaya bisa mengunjungi semua tempat.

Saya pernah dalam waktu 4 hari mengunjungi 4 kota sekaligus yang jaraknya berjauhan. Karena waktu yang dihabiskan lebih banyak untuk perjalanan sehingga di hari terakhir liburan, Alif pun berontak, tantrum sejadi-jadinya akibat kelelahan.

Dari sana saya belajar bahwa istirahat yang berkualitas sangat penting untuk anak di saat sedang traveling. Selain itu ketika kita mampu melonggarkan itinerary, pengeluaran untuk traveling pun tentu bisa ditekan.


6》Penginapan Nyaman itu yang Utama

Terkait dengan poin sebelumnya, karena tidur berkualitas sangat penting untuk anak ketika sedang traveling, jadi memilih penginapan pun wajib memperhatikan aspek kenyamanan bagi si anak.

Nyaman untuk saya ketika sedang traveling, bukan berarti harus mahal. Beruntunglah saat ini usaha penginapan meningkat pesat, sehingga banyak penginapan yang berlomba memberikan fasilitas yang baik dengan harga bersaing.

Enaknya lagi, saat ini sudah ada ZEN Rooms yaitu jaringan hotel yang berpartner dengan budget hotel di Indonesia, Singapore, Thailand, Filipina, Sri Lanka, hingga Brazil.

Bedanya dengan jaringan hotel kebanyakan adalah, hotel yang berpartner dengan ZEN Rooms tetap mengusung nama hotel itu sendiri namun telah melalui proses audit kelayakan dari ZEN Rooms. Ibaratnya seperti rumah makan yang sudah mendapat sertifikat MUI atau kosmetik yang sudah lolos uji BPOM, tentu hal ini membuat konsumen lebih nyaman karena adanya kejelasan dalam kualitasnya.

Kualitas hotel yang berpartner dengan ZEN Rooms pun sudah terjamin karena sudah melalui penilaian 100 check list kualitas dengan 5 standar utama kualitas yaitu, kamar bersih, tempat tidur nyaman, kamar mandi dalam, AC dan Wifi kencang.

Sumber: www.zenrooms.com

Selain itu tim ZEN Rooms juga terjun langsung untuk menentukan partner hotel dengan melihat dari segi lokasi, fasilitas dan harga. Sehingga tak heran jika harga kamar ZEN Rooms memiliki harga terjangkau dengan kualitas yang sudah pasti teruji kenyamanannya.

Sebenarnya saya ingin menceritakan tentang sepak terjang Dedy, kepala auditor ZEN Rooms, saat mengaudit para hotel partner, tapi nanti bahasannya jadi melebar kemana-mana, haha.

Kalau ingin memesan hotel-hotel ZEN Rooms caranya sangat mudah dan fleksibel. Bisa dengan mendownload ZEN Rooms App atau langsung ke zenrooms.com atau bisa juga lewat situs-situs booking online yang bertebaran di internet.

Tuh bener kan? Nyaman tak selalu mahal.


7》 Always Prepare the Worst

ALWAYS. Namanya juga traveling bareng anak ya sis, apa pun bisa terjadi. Jangan terlalu kaku lah sama itinerary. It's a holiday, everyone should be happy. Just enjoy your family time moment.

Ketika itinerary-mu berantakan atau anakmu melakukan hal di luar dugaan, setidaknya hotel yang kamu pilih sudah membuatmu nyaman.

Happy Traveling!















13 komentar:

  1. Backpacker itu setidaknya mengajarkan kita bagaimana hidup secara mandiri, dan juga mengelola kemampuan yang kita miliki untuk tetap survive di segala kondisi...

    Namanya juga dadakan, pasti hasil akhirnya kadang nggak sesuai dengan ekspektasi kita, tapi better sih dengan persiapan yang matang ya mba.

    Nice share

    BalasHapus
  2. Iya, bener, mba. Enakan mahal dikit daripada sengsara. Hehe. Pernah cobain tempat nginep yang murah ternyata kurang bersih. huhu

    BalasHapus
  3. Cocok nih sm suamiku. Kalo sm anak, semua2 mendadak jd boros bahkan kdg overbudget. Yah kalo gak bisa bikin mereka nyaman ngapain di ajak ya kan. Klo mau backpacker mending berdua aja hehehe

    BalasHapus
  4. Ya Allah.. Alif lucu banget di foto yg paling bawah >_< hahaha.. aku setuju sama point no 3, sedikit lebih mahal bukan berarti pilih yg mewah

    BalasHapus
  5. Iya mbak, kalo jalan sama anak kecil itu harus santaaiiiii....

    Kalo perlu diisi jadwal tidur siang biar si anak gak capek. Kalo udah bangun bisa dilanjutin lagi jalan-jalannya.

    *pengalaman bersama keponakan*

    BalasHapus
  6. Betuul mba, nyaman ngga selalu mahal, dan mirah ngga selalu murahan. Aku setuju sih klo ngajak anak jalan harus mengutamakan kenyamanan. Tapi kadang aku kesampingkan kenyamanan kalo udh ngebet traveling sementara duit seiprit :D

    BalasHapus
  7. Saya suka sama katanya. "Dulu wakti jiwa muda saya masih bergejolak" wkwkwk sekarang udah jiwa tua ya mba :D

    BalasHapus
  8. Iyes zenroom emang bisa jadi pilihan untuk travelling hemat dan nyaman ya maaaak

    BalasHapus
  9. Traveling bareng pacar atau ortu dulu lah sekarang mah kalau anak belum kepirikan kesana (lah kan belum nikah) :')

    BalasHapus
  10. HAh 4 hari di empat kota yang berjauhan? Jempol deh..TApi kasihan ya si kecil capek ya mbak. Kalau ada si kecil nggak boleh padat kayak dulu lagi ya mbak. Lebih santai sekarang jalannya

    BalasHapus
  11. Iya juga ya mbak.. kita nggak bisa ngambil resiko kalau pas traveling bareng si kecil...

    BalasHapus
  12. Kalo sudah punya anak emang mau gak mau yang diprioritaskan urusan anak ya, Mbak. Soalnya kalo sakit, rewel, apalagi tantrum, duh... sedihnyaaa...

    BalasHapus
  13. foto nomor dua...aaaah pantai klayar pacitan. Jadi pengen ke sana lagi *lhah komennya gak nyambung?

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p