Kamis, 15 Juni 2017

CARA SAYA MENGATASI PERBEDAAN DUA HATI AGAR LEBIH SEHATI


Culture shock. Itulah yang saya alami di awal pernikahan dengan suami. Saya pikir menikahi pria sesuku gak bakalan ada yang namanya kaget dengan budaya pasangan. Apalagi daerah asal saya dan suami masih bertetangga, suami dari Malang sedangkan saya dari Blitar. Cuma berjarak dua jam saja.

Tapi ternyata meski sesama suku Jawa dari daerah yang berdekatan, tetap saja ada banyak perbedaan budaya dan kebiasaan di antara kami. Mulai dari kebiasaan saat lebaran, acara keagamaan, selera makan sampai karakter kami masing-masing sangat jauh berbeda. Dan hal tersebut tak jarang menimbulkan selisih paham di antara kami

Tapi makin ke sini, kami pun mulai memahami dan terbiasa dengan perbedaan tersebut. Udah gak kaget lagi kalau ada hal yang gak sesuai dengan ekspetasi masing-masing

Berselisih?

Ya masih lah, namanya juga berumah tangga, siapa sih yang gak pernah berbeda paham? Tapi karena berumah tangga pula, jadi ketika berselisih atau ada hal yang dirasa kurang sreg dari pasangan ya harus segera diselesaikan.

Caranya?

Komunikasi. Saya yakin semua masalah kalau dibicarakan dengan baik-baik pasti akan ada solusinya, kalau gak ya minimal membuat beban jadi berkurang lah.

Hampir tiap malam saya dan suami meluangkan waktu untuk mengobrol berdua tentang apa saja, dari hal penting sampai yang receh-receh seperti ngomongin paklek bulek yang gak berhenti membagikan artikel hoax di grup whatsapp, haha *sungkem*

Dan memang terasa banget lho efeknya komunikasi dengan pasangan itu. Perselisihan makin jarang, beban pikiran berkurang, kami pun jadi merasa makin sehati. Cuma satu sih hal negatif dari kegiatan mengobrol malam kami, yaitu sulit tidur!

Ya gimana gak jadi insomnia, wong ngobrolnya ditemani kopi hitam. Kalau pun bisa tidur, pasti rasanya gak nyenyak. Oleh karena itu sekarang saya mengganti minuman teman ngobrol kami dengan teh hijau.

Teh hijaunya merek Kepala Djenggot karena harganya murah dan mudah untuk mendapatkannya. Rasanya juga gak kalah dengan merk teh hijau premium yang harganya selangit. Bahkan saya merasa kok teh hijau Kepala Djenggot ini persis banget dengan teh hijau yang biasa ada di restoran Jepang ya? Waah jangan-jangan mereka memakai teh hijau Kepala Djenggot juga? Hehehe.


 Teh hijau Kepala Djenggot ini memiliki dua varian, yaitu teh celup dan teh langsung seduh tanpa kantong (teh tubruk). Yang saya punya adalah varian yang langsung seduh. Jadi daun teh kering diseduh gitu aja langsung dicangkir dengan air dan gula, bisa sih pakai saringan teh tapi saya gak punya, hehe.

Teh hijau Kepala Djenggot ini memiliki aroma yang segar dan bentuk fisik yang bersih dan berkualitas. Begitu diseduh daunnya turun ke bawah menandakan kualitas daun yang tinggi, juga warnanya hijau keemasan yang jernih jadi nggak usah pake saringan pun juga gak masalah. Justru saya seperti diajak bernostalgia dengan masa kecil saat pulang kampung ke rumah nenek saya yang berada di lereng pegunungan Lawu. Hampir tiap pagi, pasti selalu disediakan segelas teh tubruk yang masih ada daun teh keringnya. Hmmm, nikmat banget rasanya.

Bedanya kalau di rumah nenek saya, tehnya jenis teh biasa, sedangkan teh hijau Kepala Djenggot yang saya konsumsi saat ini adalah teh hijau murni tanpa campuran apa pun. Soal rasa mah sama nikmatnya, aroma dan rasa sepat serta pahit khas tehnya kuat banget. Selain itu teh hijau memiliki manfaat kesehatan yang lebih banyak timbang teh biasa.

Karena pengolahan teh hijau tanpa melalui proses fermentasi, kandungan antioksidannya menjadi sangat tinggi. Hal inilah yang membuat teh hijau memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti meningkatkan sistem imun, mencegah kerusakan sel otak, mengurangi resiko terkena kanker, serta menurunkan kadar kolesterol.

Teh hijau juga sudah terkenal khasiatnya untuk menurunkan berat badan karena kandungan antioksidan berupa polifenol katekin membantu dalam meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi penumpukan lemak, memperlancar proses detoksifikasi, dan menekan nafsu makan yang berlebihan. Kebetulan berat badan saya dan suami kian hari kian mengembang, dengan mengonsumsi teh hijau Kepala Djenggot secara rutin harapannya sih tubuh kami bisa ideal lagi seperti saat masih bujang, haha maunya. Atau minimal berat badan bisa lebih terkontrol lagi lah.

Di samping berbagai fungsi untuk kesehatan tersebut, teh hijau juga memiliki manfaat yang baik untuk kecantikan. Lagi-lagi karena kandungan antioksidan yang tinggi pada teh hijau sehingga mampu membuat kulit lebih bercahaya serta mencegah penuaan dini. Jadi kalau dalam beberapa hari ke depan, tiba-tiba wajah saya jadi lebih muda 5 tahun, bisa jadi karena saya sedang rutin mengonsumsi teh hijau Kepala Djenggot, haha.


 Bagusnya lagi, kandungan kafein pada teh hijau jauh lebih rendah timbang kopi. Teh hijau hanya mangandung kafein sebesar 32 mg sedangkan kafein pada kopi berkisar 212 mg. Jauh banget ya bedanya?

Tentunya lebih aman dan sehat jika mengonsumsi teh hijau setiap hari dibanding dengan kopi. Saya dan suami juga bisa terhindar dari insomnia dan gelisah karena efek kafein tiap malam.

Katanya sebuah komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran serta menimbulkan suasana yang menyenangkan. Nah, salah satu kunci agar komunikasi berhasil adalah melakukan komunikasi dalam kondisi jiwa dan pikiran yang sehat.

Beralih mengonsumsi teh hijau bersama suami saat sesi mengobrol berdua adalah salah satu usaha saya agar komunikasi kami berhasil dengan cara yang menyenangkan. Dan kami pun mampu menerima segala perbedaan dengan pikiran yang tenang sehingga hubungan pernikahan kami menjadi lebih #sehatea.

Teman-teman punya cerita tentang perbedaan dengan pasangan atau teman juga? Share di kolom comment donk gimana cara mengatasi perbedaan tersebut dan menjadikan hubungan kalian menjadi #sehatea? Atau bikin blogpost tentang berbeda tapi #sehatea versi kalian, nanti saya kunjungi balik deh. Siapa tau cerita kalian bisa menginspirasi saya dan orang lain dalam menyikapi perbedaan.

Info selengkapnya tentang Teh Kepala Djenggot:

6 komentar:

  1. Perbedaan dalam pernikahan selalu ada ya mb. Tapi yang paling penting bagaimana kita bisa mengatasi perbedaan itu :)
    Ini teh kesukaan aku juga mba

    BalasHapus
  2. Perbedaan dalam pernikahan itu ibarat bumbu ya :D *hasek, rasanya hambar kalau nggak ada. Tapi, perbedaan itu justru bikin kita belajar banyak hal.
    Aku dan suami kadang ada saja perbedaan pendapat, aku sukanya rapi - suami suka lepas barang sembarang hiks.. Dan betul komunikasi itu solusi terbaik.

    Sesekali mau coba dah teh hijau ini..

    BalasHapus
  3. Ini gapapa neng minum teh ijo pas lagi hamidun?
    Hmmm takkira kamu orang lombok asli loh
    Wakakka sama pun aku suka ngobrolin hal receh yang bahas mulai poleksosbunpdhankam nyamannya ya cuma sama si bojo, bebas dari pandangan sinis orang misal kita berarguemen di medsos

    BalasHapus
  4. teh memang termasuk minuman yang bisa memberikan rasa tenang dan menyegarkan, sangat cocok untuk berbagai suasana

    BalasHapus
  5. Suami memang partner paling oke.

    BalasHapus
  6. Kamu yg sesama jawa aja ngalamin culture shock jg, apa kabar aku dan suami yg beda suku.. Akunya batak, dianya solo hahahaha.. Untungnya dia cendrung ngalah krn memang g pengen ribut mba :p.

    Ini teh lama bgt yaa, dr jaman mamaku udh ada deh. Soalnya aku srg liat mama dulu minum ini.. Utk diet katanya, makanya aku kecil dulu ga boleh nyobain.. :D. Dr semua khasiatnya, aku pgnnya yg bikin awet muda sih mba :p. Kalo langsing ga usahlah.. Ntr aku jd kyk tengkorak hahahah

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p