Ijen View Hotel & Resort, Bondowoso, Penginapan Murah dan Nyaman di Kaki Gunung Ijen

Awal tahun 2018 lalu, saya pernah bikin resolusi pengen pergi ke kota yang belum pernah saya kunjungi. Dan gak perlu menunggu waktu lama, resolusi saya tersebut akhirnya kesampaian juga.

Masih dalam rangka ngikutin suami dinas, kali ini pak suami ditugaskan untuk dinas ke Bondowoso selama 4 hari 3 malam. Meskipun Bondowoso bukan kota besar atau destinasi wisata populer tapi saya udah lama pengen banget ke sini karena penasaran sama gunung Ijen. Kayaknya kok termasuk gunung yang cukup mudah didaki kayak Bromo dan Kelud gitu.

Baca juga: Merencanakan Liburan ke Bromo Bersama Keluarga
Wisata Gunung Kelud

Perjalanan dari Sidoarjo ke Bondowoso memakan waktu sekitar 5 jam. Suami ogah bawa mobil karena kondisi jalan utama ke arah timur pulau Jawa kan emang banyak yang rusak, dia trauma sama kejadian waktu pulang dari Sumenep tahun lalu.  Kami pun memutuskan naik travel ke Bondowoso dengan harga 125ribu per orang. Di Bondowoso gak ada kereta dan bus pun kayaknya jarang ya? Harus oper dulu *cmiiw*

Baca juga: Roadtrip Sumenep, Madura: Pantai Slopeng, Cafe Pantai Jodoh, hingga Bebek Songkem Bangkalan. 

Selama di Bondowoso, kami menginap di Ijen View Hotel & Resort.  Meskipun kota kecil, tapi saya salut sama Bondowoso yang sudah tersedia hotels representatif seperti Ijen View yang sudah berbintang 3 ini. Sudah terdaftar di situs booking online lagi.

Hotelnya gak begitu besar dengan konsep terbuka. Kamar-kamar sebagian besar langsung menghadap ke luar. Desain bangunannya agak ke Bali-Balian gitu dengan sentuhan dinding warna orange di beberapa bagian.

Suasana sekitar hotel cukup asri dengan adanya banyak pepohonan dan tanaman serta kolam ikan di beberapa sudut hotel.

Lobynya luas dan plusnya lagi ada banyak kursi yang tersedia. Jadi kalau lagi rame dengan tamu pun, kecil kemungkinan bakal kehabisan tempat duduk. Di bagian depan ada aula sekaligus restoran hotel tempat tamu sarapan yang desainnya agak jadul tapi ya gak jadul-jadul amat sih. Desain jaman peralihan gitu lah, bingung njelasinnya.

Untuk hiburannya, ada kolam renang yang cukup luas dan terawat serta layanan body spa. Kolam renangnya biasa aja, tapi didesain cukup asri. Yang saya salut sunbednya itu masih bagus dan bersih banget. Biasanya kan di hotel-hotel yang agak lama, sunbed dan kursinya banyak yang mulai lapuk. Berarti maintenancenya cukup oke lah ya?

Tarif menginap di Ijen View dihargai mulai dari 300 ribuan aja, seinget saya malah pernah di angka 250 ribuan juga. Kemarin kami menempati kamar deluxe dengan tarif 400 ribuan.

Desain kamarnya agak klasik gitu, mirip-mirip di Lorin Hotel tapi lebih moderen Ijen View. Fasilitas dalam kamarnya gak jauh beda lah dengan di hotel lain, tapi paling favorit sih ada sofa bed gede nan empuk di dalam kamar. Kalau nginep rombongan kayak kita, udah gak perlu extra bed lagi deh kayaknya. Kamar mandinya juga saya suka karena luas dan ada bath tubnya, hehehe dasar norak!

Baca juga: Hotel Lorin, Solo, Hotel Bintang Lima dengan Tarif 300 ribuan Aja! 

Meskipun kami mendapat kamar dengan twin bed tapi ukurannya cukup besar jadi tidur bertiga sama Alif dan Nayla pun gak berasa sempit.

Karena Nayla masih MPASI, saya dengan pedenya cuma bawa mangkok makannya doank. Gak bawa bubur instan atau biskuit bayi buat Nayla. Saya pikir di hotel pasti ada bubur untuk sarapan, tinggal dimix sama lauk pauk yang ada. Begitu sarapan keesokan paginya, jreng jreeeng.. Ternyata cuma ada menu utama doank. Hari pertama ada nasi putih, mie goreng, tempe goreng tepung, dan telur bumbu bali. Tambahan lain ya cuma buah semangka, melon, dan kerupuk.

Udah gitu, saya maksa Alif bangun untuk sarapan dengan iming-iming ada koko crunch lagi. Ternyata tet tooott... Zonk saudara-saudara. Sebenarnya suami udah bilang kalau menu sarapannya gak terlalu bervariasi tapi ya saya pikir mah sekelas hotel bintang 3, ada lah menu pendamping kayak bubur dan sereal. Patokan saya tuh Zest Hotel di Jogja yang meskipun bintang 2 dan sarapannya gak variatif tapi menu pendamping seperti bubur, sereal, dan roti tuh tersedia.

Baca juga: Zest Hotel, Jogja, Budget Hotel Dekat Malioboro

Tapi rasa makanannya aslinya enak-enak sih, rasa makanan rumahan gitu. Mirip sama menu sarapannya The Grand Palace Hotel tapi jauh lebih enak Ijen View.

Baca juga: The Grand Palace Hotel, Malang, Menjadi Tamu Kerajaan Semalam

Gak jauh dari hotel, ada Indomaret jadi bisa belanja ransum untuk bekal selama ditinggal suami kerja. Maklum di Bondowoso belum ada ojek online jadi gak bisa order lewat go/grab food.

Saya sempat nyicipin ayam taliwang dan ayam betutu di Bondowoso, udah seneng aja bisa temu kangen sama kuliner pulau seberang. Eh rasanya gak ada yang bener semua. Kuliner khas Bondowoso yang enak apaan sih?

Tapi kekecewaan itu terobati dengan kopi Bondowoso yang enak-enak. Secara kota ini kan emang terkenal sebagai republik kopi dengan Ijen Raung sebagai jenis kopi andalannya.

Saya nyicipin kopi arabika dari kampung kopi yang berada di belakang hotel dan uenak bangeett. Waktu mau pulang juga order es kopi susunya Ijen View. Gak seenak es kopi susunya Amstirdam, tapi gak buruk juga. Kopinya gak terlalu strong dan manisnya tuh berasa legit karena pakai gula merah.

Baca juga: Amstirdam Coffee and Roastery, Malang, Ngopi di Tempat Giling Kopi

Berhubung gak bawa kendaraan jadi selama di Bondowoso kita gak kemana-mana. Uplek aja di kamar sambil nungguin suami pulang kerja. Padahal banyak tempat yang pengen saya kunjungi seperti kampung kopi, gunung Ijen, stasiun Bondowoso, dan Areng-areng. Nunggu tol arah timur selesai dulu biar aksesnya lebih cepet, baru berani bawa mobil sendiri ke Bondowoso, huhu.

Kalau ada yang berencana ke gunung Ijen via Bondowoso setelah lebaran nanti dan mencari penginapan nyaman dengan harga terjangkau, Ijen View Hotel & Resort ini recommended banget.