Sabtu, 04 Maret 2017

Membersihkan Nama Baik Lontong Kupang Lewat Jepretan


"Gue melihat ada benda-benda kecil mirip upil yang ditaruh di sekeliling lontong tersebut. Udah gitu baunya amiiiiis banget. Apakah ini?"

Saya masih ingat, beberapa tahun lalu saya pernah membaca salah satu postingan blog milik Raditya Dika tentang pengalamannya mencicipi lontong kupang saat berkunjung di kota Malang.
Meskipun bisa dengan mudah ditemukan di seputaran kota Malang namun lontong kupang sendiri sebenarnya merupakan kuliner khas dari Sidoarjo.



"Gigitan pertama... Slurp. Anjrit, amis abis. ENEG. LICIN. GAK ENAKKKKK"

Raditya Dika saat itu sama sekali gak tahu apa itu kupang dan gak punya ekspetasi apa pun pada hidangan ini, jadi saya maklum kalau ekspresinya agak lebay saat pertama kali mencicipi si lontong kupang. Yah, bayangkan saja kalau kita mendapati potongan lontong yang di atasnya terdapat segerombolan makhluk kecil yang kita tak tahu dan tak pernah melihat sebelumnya. Pasti ada rasa curiga dan penasaran dengan asal muasal hidangan tersebut donk.

Selain itu, bisa jadi penjual lontong kupang yang Radit datangi tak pandai mengolah kupang sehingga masih menyisakan bau amis yang cukup menyengat. Emang sih untuk mengolah kupang menjadi hidangan lezat butuh keahlian khusus agar bau amis serta racunnya hilang. Dan gak semua pedagang kupang bisa melakukan hal tersebut.

Trus sebenarnya kupang itu apa sih?

Kupang sendiri merupakan hewan kecil yang berasal dari kotoran manusia.

Hiyeeeekkkzzz!

Menjijikkan banget ya?

Tapi memang itulah yang dikatakan oleh teman kuliah saya yang berasal dari Sidoarjo saat saya bertanya apa itu kupang.

Sebagai anak teknik (caelah kuliah sering titip absen aja, sok iye bener ngaku-ngaku anak teknik, haha) logika saya saat itu seolah gak menerima dengan apa yang dijelaskan oleh teman saya tentang kupang tersebut. Kurang kerjaan banget apa orang-orang sampai kotoran manusia dijadikan makanan?

Ternyata usut punya usut, kupang berasal dari kotoran manusia hanyalah rumor belaka dan tak benar adanya. Kupang atau yang disebut juga kerang putih merupakan hewan laut yang banyak ditemukan dalam endapan lumpur di sepanjang pesisir dangkal. Kupang ini masih satu spesies dengan kerang namun dengan ukuran yang lebih kecil.



Rumor tentang asal muasal kupang berasal dari kotoran manusia tersebar karena ada yang mengatakan bahwa para nelayan menggunakan kotoran manusia yang diletakkan pada papan untuk menarik datangnya kupang. Padahal kenyataannya para nelayan menggunakan tanah liat sebagai umpan, bukannya kotoran manusia. Waah ternyata black campaign gak cuma terjadi pada ranah politik ya, tapi kuliner nusantara bisa jadi korban juga.

"Ternyata, setelah ditelisik lebih lanjut, menurut pengakuan orang-orang Surabaya, Kupang itu makan e'ek manusia"

Sedihnya lagi, justru yang kebanyakan menyebarkan rumor tersebut justru adalah orang-orang dari daerah tempat Kupang itu sendiri berasal. Seperti yang terjadi pada Radit, udah penasaran apa itu Kupang eh orang tempatnya bertanya malah memberi jawaban yang makin menjatuhkan. Kemudian hal negatif tentang Kupang pun tayang di blog seorang penulis terkenal yang pembacanya berasal dari seluruh pelosok negeri. Yak apa iki arek Sidoarjo, kuliner khas daerahmu lho terkenal negatif?

Meskipun bukan warga asli Sidoarjo, namun saya sendiri ikut tidak terima kalau lontong kupang yang menjadi kuliner favorit saya ini mendapat isu negatif yang sama sekali gak benar. Apalagi saya pernah melihat bagaimana sulitnya mengumpulkan hewan molusca satu ini sampai cara mengolahnya yang gak sebentar.

Untuk mendapatkan kupang, nelayan tidak menggunakan jaring atau pancing seperti mereka menangkap hewan laut lainnya, melainkan hanya menggunakan tangan kosong. Para nelayan juga harus terjun langsung ke lautan dangkal, bertahan dari gelombang, menyelam ke dasar kemudian mengeruk sekumpulan kupang yang bercampur dengan lumpur. Hal tersebut harus dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan jumlah kupang yang diinginkan.

Cara pengolahan Kupang hingga siap disajikan menjadi lontong kupang yang menggugah selera pun memiliki langkah yang cukup rumit. Pertama kupang dipisahkan dari lumpur dan pasir hingga benar-benar bersih, kemudian direbus untuk memisahkan dengan cangkangnya, selanjutnya diayak dengan air untuk memastikan cangkang kupang tak tertinggal lagi. Setelah itu baru kupang dapat dimasak bersama air, gula merah, serta bumbu lainnya.

Setelah kuah kupang matang bukan berarti bisa langsung dihidangkan lho. Masih ada langkah-langkahnya lagi nih, yaitu cabai, bawang putih dan gula pasir diulek langsung dalam piring saji. Kemudian ditambahkan petis serta perasan jeruk nipis. Baru diberi potongan lontong serta kuah kupang dan lontong kupang dengan citarasa legit, asam, pedas, dan gurih pun siap untuk disantap.

Ohya, biasanya di atas lontong kupang diberi lento yang sudah dikremes. Lento sendiri adalah parutan singkong yang dicampur dengan kacang tolo serta bumbu-bumbu kemudian digoreng sampai kering. Ketika digigit lento akan menghasilkan sensasi kemriuk seperti makan kerupuk. Perpaduan lembut dan kenyalnya kupang dengan renyahnya lento membuat acara makan lontong kupang jadi makin seru.



Sebagai pelengkap, biasanya seporsi lontong kupang akan disandingkan dengan sepiring sate kerang. Kupang dan sate kerang ini udah seperti kakak adik lah, saling melengkapi dan menjaga satu sama lain (halah). Lebih afdol lagi kalau minuman yang mendampingi adalah es degan yang dipercaya dapat menetralisir racun dalam tubuh ini. Kalau kupang dan kerang ibarat kakak adik, nah kalau kupang dan es degan ini ibarat jodoh yang sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz, haha.


Saya dan pak suami sepakat bahwa menurut kami lontong kupang yang enak itu adalah yang ukuran kupangnya besar-besar karena rasanya jadi mirip dengan kerang. Kalau kupang yang berukuran kecil rasanya cuma lewat tenggorokan doank, kurang mantab. Tapi nih, kupang ukuran besar gak mudah ditemukan karena tergantung cuaca dan kondisi perairan saat itu.

Bayangin aja untuk mencari kupang yang enak bisa sesulit itu, dalam mengolahnya pun harus melalui berbagai proses, eh kok enak banget ada orang yang menyebarkan isu negatif tentang salah satu kuliner asli Indonesia ini.

Di sinilah, seharusnya para penggemar lontong kupang berperan untuk melestarikan kuliner yang kaya akan zat besi dan asam amino ini.

Gimana caranya?

Manfaatkan smartphone!

Jepret lontong kupang yang akan dimakan, kemudian upload di sosial media dan perkenalkan bahwa lontong kupang adalah hidangan lezat yang kaya gizi, bukannya makanan menjijikkan seperti rumor yang sering beredar.

Bakal lebih keren lagi kalau smartphonenya yang digunakan untuk menjepret lontong kupang adalah ASUS ZenFone yang sudah disertai dengan PixelMaster Camera yang merupakan teknologi inovasi dari ASUS untuk kamera yang menggabungkan software, hardware, dan desain kamera sehingga dapat menghasilkan hasil foto dan video yang memuaskan.



Saya percaya bahwa suatu hidangan itu pertama kali dilihat lewat mata kemudian baru turun ke hati. Nah untuk memperkenalkan makanan lewat dunia maya tentu hal yang paling penting adalah kualitas gambarnya. Makanan seenak apa pun kalau hasil fotonya buram, gelap dan gak fokus, pasti yang melihat juga gak akan tertarik.

Dengan PixelMaster Camera, kita bisa memilih berbagai mode pengambilan gambar yang akan membuat hidangan yang ingin kita tampilkan makin berkualitas bahkan di tempat minim cahaya sekalipun.

Jadi gimana? Sudah siap membersihkan nama baik lontong kupang tercinta?

Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel.

14 komentar:

  1. Betul tuh mba, terkadang makanan yang mnurut kita enak, tp melihat gmbarnya yg jepretannya kurang bagus membuat gak sreg lagi untuk makan. Tapi klw makanan yg belum pernah coba, tp terlihat hasil jepretannya.. Aku sendiri jadi penasaran dan ingin mencobanya..:)

    Bisa dicoba nih pake PixeMaster Camera. Semoga memang ya mba :)

    BalasHapus
  2. Hahaha masa iya makanan dari kotoran manusia hehehe
    Aku awalnya gak tau makanan ini, tapi kemarin Vindy upload fotonya jadi pwngin nyoba rasa kupangnya

    BalasHapus
  3. Ternyata cara membersihkannya diayak ya, kemarin ada yg nulis ginian juga, Mbak. Aku mikir masak iya sih dikupas satu2. Sampai lebaran kucing pun nggak kelar ye.

    BalasHapus
  4. Saya seneng kuliner ini ditempat saya di Lombok ini kegemaran saya

    BalasHapus
  5. Samaaaa tadinya saya juga mikir, "ini dikupasin satu-satu? yang bener aja".
    Ternyata engga ya :)

    BalasHapus
  6. ya ampuuun mba, aku pikir td beneran dr kotoran manusia wkwkwkwkw ;p... aku ga mau percaya gitu aja ama si raditya dika ;p.. jd kalo nanti aku ke Malang, tunjukin aku mana tempat yg menjual lontong kupang yg enak yaa ;) .. penasaran sumpah ama rasanya...

    BalasHapus
  7. Sewaktu masih tinggal di Surabaya, saya pernah mencicipi makanan ini. Masih belum familiar sih. Mungkin bener kata mba Mer, penjualnya kurang pandai mengolah kupang.

    BalasHapus
  8. Maigaaad sempet kaget pas ada kata kotoran manusia hohooo
    Ternyata kerang biasaaaa #hembuskan napas lega wkwkwkkw

    Klo tempat sini disebute tutut mer

    BalasHapus
  9. favoritku nih kalo pas ke sby :)

    BalasHapus
  10. kalau di daerah saya kerang kecil itu disebut kepah,,,,

    BalasHapus
  11. Duh tega banget ya ini, black campaign melanda dunia foodies jugak. Bener sekali, dengan memperkenalkan kuliner daerah macam lontong kupang ini ke sosmed maka akan makin banyak yg tau ttg kekayaan kuliner Nusantara.

    BalasHapus
  12. Hahaha... dulu sempet gak sukanya juga karena alesan penangkapannya itu huehue... saya terkena black campaign... tp sama suami biasanya kudu nyoba dulu baru bisa bilang suka nggak suka, tp sampe sekarang unk kupang saya g pernah nyoba.

    BalasHapus
  13. iya saya pernah baca tulisannya raditya dika tentang lontong kupang itu,
    saya malah penasaran pengen nyicipin tapi sampai sekarang saya belom kesampaian :D

    BalasHapus
  14. Sebel haha masak dibilang hewan dari kotoran manusia. Aku belum pernah nyoba lontong kupang. ga tau di Jogja ada di mana huhu

    BalasHapus

Hai, terimakasih sudah berkunjung. Komentar saya moderasi ya, capek cyiin ngehapusin komentar spam :D

Kalau ada pertanyaan, silahkan kirim email ke MeriskaPW@gmail.com atau Direct Message ke instagram @MeriskaPW, sekalian follow juga boleh :p